Liputan6.com, Jakarta Swiss dinobatkan sebagai tempat terbaik di dunia dalam membina dan melahirkan pekerja terampil. Bahkan ketika pandemi Virus Covid-19 yang membebani banyak industri pekerjaan di seluruh negara.
Mempertahankan posisi terdepan selama 4 tahun berturut-turut, negara Eropa tengah itu dapat mengalahkan tetangga kontinental lainnya. Seperti Denmark, Luksemburg, Islandia dan Swedia untuk mengamankan posisi teratas dalam Peringkat Bakat Dunia 2020 yang dikeluarkan IMD.
Baca Juga
Swiss sendiri dipuji karena sistem pendidikannya yang berkualitas tinggi, serta kemampuannya untuk menarik profesional luar negeri dengan standar hidup tinggi dan gaji yang kuat.
Advertisement
Sementara itu Denmark berkinerja baik karena penekanan pada kesempatan yang sama untuk seluruh masyarakatnya.
Luksemburg meningkat mengikuti investasi berkelanjutan dalam tenaga kerjanya selama beberapa tahun terakhir ini.
Amerika Serikat (AS) sendiri berada di urutan ke-15, di belakang Jerman ke-11, Australia ke-13 dan Hong Kong ke-14. Di depan Amerika Serikat sendiri terdapat negara Irlandia ke-18, Taiwan ke-20 dan Inggris ke-23.
Sedangkan untuk 10 negara urutan terakhir yakni Rusia, Bulgaria, Meksiko, Rumania, Kolombia, Brasil, Venezuela, Republik Slovakia, India dan Mongolia.
Di tahun ketujuh peringkat tahunan IMD ini berupaya memberikan gambaran tentang kumpulan bakat ekonomi terkemuka dan daya saing global mereka. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan campuran data keras dan survei untuk mengukur pasar.
Mengutip dari CNBC, Selasa (24/11/2020) berikut adalah 10 negara teratas dalam daftar 63 negara yang dipimpin oleh Eropa Barat:
1. Swiss
2. Denmark
3. Luksemburg
4. Islandia
5. Swedia
6. Austria
7. Norwegia
8. Kanada
9. Singapura
10. Belanda
Saksikan video di bawah ini:
Kriteria utama ekonomi
Ekonominya sendiri dinilai berdasarkan 3 kriteria utama yakni
· Investasi dan pembangunan’ melihat bagaimana suatu negara mengembangkan bakat domestik
· ‘Banding’ menilai sejauh mana ekonomi mempertahankan bakat yang tumbuh di negeri dan menarik bakat internasional
· ‘Kesiapan’ mengukur kualitas keterampilan dan kompetensi yang tersedia
Studi ini sendiri dilakukan antara bulan Januari dan April karena itu tidak sepenuhnya memperhitungkan dampak dari pandemi Covid-19.
“Namun temuan tersebut dapat memberikan beberapa indikasi pasar kerja mana yang mungkin merasakan dampak sosial dan ekonomi terbesar. Kinerja negara pesaing tetap relatif kuat,” ujar Jose Caballeros, Ekonom Senior di IMD World Competitiveness Center.
Indonesia sendiri berada di posisi 45, Malaysia berada di posisi 23 dan sama-sama mengalami tingkat penurunan pada tahun ini.
Kedua negara ini mengalami tingkat penurunan karena emigrasi pekerja berpendidikan jauh dari negara asal mereka dan berkurangnya kemampuan untuk menarik pekerja asing yang sangat terampil.
Terdapat beberapa negara yang sangat bergantung pada bakat luar negeri seperti Singapura, Australia, AS dan inggris sehingga negara ini menerima dampak negatif dari pembatasan tersebut.
“Tetapi pandemi telah memberikan kesempatan bagi ekonomi untuk berinvestasi dan beradaptasi dengan cara kerja baru. Sehingga dapat memungkinkan karyawan untuk memperoleh keterampilan baru atau menerapkan kembali keterampilan yang ada untuk transisi kerja jarak jauh” ujar Caballeros.
Reporter: Tasya Stevany
Advertisement