Liputan6.com, Jakarta Berbagai kegiatan pariwisata di Pulau Bali terhempas pandemi COVID-19. Salah satunya wisata religi yang selama ini menyumbang pemasukan utama pendapatan daerah.
Guna bangkit, Pura Lempuyang yang berlokasi di Desa Purwaayu, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem kini mulai bersolek. Yakni dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di area wisata.
Pemandu wisata setempat, I Wayan Susapta (50) mengatakan, di era kebiasaan baru ini penerapan protokol kesehatan menjadi aspek penting di Pura Lempuyang. Mengingat pura ini amat disakralkan oleh umat Hindu Bali dan juga menjadi destinasi favorit untuk wisata religi.
Advertisement
"Pada dasarnya berbagai objek wisata telah sadar untuk menerapkan protokol kesehatan ini lebih ketat. Di Pura Lempuyang juga ada aturan harus mentaati protokol kesehatan agar semua aman dan pariwisata pulih. Karena ini pura (Lempuyang) sangat suci bagi masyarakat di sini dan sudah populer juga untuk wisata religi," tutur pria yang akrab disapa Wayan kepada Merdeka.com di Bali, Sabtu (14/11).
Dijelaskan Wayan, setiap warga umat Hindu yang akan beribadah maupun wisatawan diharuskan untuk mengenakan masker. "Ini untuk protokol kesehatan dan juga mengurangi risiko penularan (Covid-19)," paparnya.
Lalu, mereka diwajibkan untuk mengikuti proses pengecekan suhu tubuh. Hal ini bertujuan agar memastikan pengunjung dalam kondisi prima karena tidak demam.
Kemudian, pengunjung diwajibkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Sebagaimana yang telah disediakan pengelola di depan gerbang pintu masuk Pura Lempuyang.
Â
Saksikan video di bawah ini:
Protokol Lain
Terakhir, aturan menjaga jarak juga diberlakukan baim untuk kegiatan ibadah maupun wisata. "Di sini ada petugas juga yang akan mengingatkan untuk tidak berdesak-desakan.
Wayan menambahkan, inisiatif untuk menerapkan protokol kesehatan di Pura Lempuyang merupakan asa untuk kembali menggeliatkan wisata religi di pulau Dewata. "Adanya, protokol kesehatan ini bisa membuat wisatawan lebih percaya bahwa Bali aman. Asalkan kita mau disiplin saja," terangnya.
Maka dari itu, Wayan berharap kunjungan wisatawan ke pulau Bali diharapkan segera meningkat dalam waktu dekat. Sehingga dapat mempercepat proses pemulihan pariwisata pulau Dewata.
"Karena wisata Bali Drop itu hampir 9 bulan, dari Maret 2020 semua tutup. Kan pariwisata itu motor penggerak ekonomi Bali, semuanya bergantung ke wisatawan lokal ataupun asing untuk ekonomi jalan itu," tutupnya.
Â
Advertisement