Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta KAI untuk menggratiskan tiket LRT bagi para pengguna sepeda. Langkah ini untuk mendukung kampanye bersepeda.
Dia mengatakan, pembangunan LRT Jabodebek harus dilakukan dengan memperhatikan integrasi antar moda. Hal ini dilakukan agar moda transportasi umum dapat menjamah seluruh kalangan, baik pejalan kaki hingga pesepeda.
"Dalam kesempatan ini, dalam kampanye penggunaan sepeda, saya minta ke KAI, mereka yang menggunakan sepeda lipat bisa menggunakan dan masuk ke kereta secara gratis," ujar Menhub usai meninjau sistem persinyalan LRT Jabodebek di Stasiun LRT TMII, Minggu (15/11/2020).
Advertisement
Menhub bilang, integrasi antar moda penting supaya masyarakat tidak kesulitan untuk melanjutkan perjalanan. Menurutnya, pergantian moda juga harus berjalan dengan nyaman.
"Jadi antar moda pas turun LRT, ada Transjakarta, ada kendaraan umum, (bisa) naik sepeda dan lain-lain," katanya.
Dia mencontohkan, saat ini Stasiun Kampung Rambutan sudah terintegrasi dengan Terminal Kampung Rambutan. Selanjutnya, stasiun lain juga harus dibuat koneksi sedemikian rupa sehingga para pengguna angkutan umum merasa seperti tidak berganti moda.
Dirinya mengaku sudah meminta kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek bersama para pimpinan BUMN yang terlibat proyek LRT (PT Adhi Karya, PT INKA, PT LEN dan PT KAI) untuk berdiskusi mengenai teknis operasional LRT nanti di lapangan agar berjalan dengan baik.
"Saya sangat bangga (dengan pembangunan LRT Jabodebek, tapi ingat, kita harus bekerja keras," tuturnya.
Saksikan Video Ini
Canggih, Intip Teknologi yang Dipakai pada LRT Jabodebek
Hampir seluruh aspek pembangunan LRT dikerjakan secara modern. Berbagai kecanggihan teknologi akan melengkapi pengoperasian LRT Jabodebek.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan uji coba sistem persinyalan LRT Jabodebek. Dengan kecepatan kereta 80 km per jam, LRT melaju dari Stasiun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menuju Stasiun Harjamukti.
Mengutip keterangan Kementerian Perhubungan, proyek pembangunan LRT Jabodebek ini dilengkapi dengan teknologi yang modern seperti U-shaped Girder, yaitu teknologi girder berbentuk U yang diadaptasi dari Systra Perancis karena desainnya yang ramping, menyesuaikan dengan ketersediaan ruang di Jakarta.
Kemudian, ada pula teknologi LRB (Lead Core Rubber Bearing) yang merupakan pengembangan dari Elastomeric Bearing (EB), berfungsi untuk mengisolasi struktur jembatan dari pergerakan tanah akibat gempa.
Menhub memberi apresiasi atas kerja keras seluruh pihak, terutama 4 BUMN yang terlibat dalam proyek ini, yakni PT Adhi Karya, PT LEN Industri, PT INKA dan PT KAI. Menhub bangga karena LRT Jabodebek dirakit oleh anak bangsa dengan teknologi yang canggih dan modern.
"Hari ini saya bangga, anak bangsa mampu membangun LRT dengan kemampuan sendiri. Kita lihat ada U-shaped yang dibangun Adhi Karya, 2 kali dapat rekor MURI, PT LEN yang telah memberikan dukungan sistem dengan tekonologi canggih, dan PT INKA yang membangun keretanya," kata Menhub di Jakarta, Minggu (15/11/2020).
Selanjutnya, teknologi Clamping Device berupa perangkat yang digunakan untuk menjaga posisi lateral rel namun tetap membebaskan gerakan longitudinal yang terjadi.
Teknologi lainnya ialah Moving Block, yaitu sistem persinyalan kereta terbaru dan pertama diterapkan pada LRT di Indonesia.
GOA 3 Driverlesss Grade of Automation (GOA) yang diterapkan pada LRT Jabodebek juga merupakan kereta yang tidak menggunakan masinis (driverless) serta untuk menggerakan dan stop kereta dapat dilakukan secara otomatis.
" Serta, SANDWICH PANEL yaitu Desain stasiun yang futuristik dengan inovasi bahan baku berkonsep ramah lingkungan yang dapat memberi keamanan ekologis, serta higienis bagi manusia," demikian dikutip Liputan6.com.
Â
Advertisement