Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan nilai investasi Jawa Barat selama pandemi justru meroket hingga 6 kali lipat. Hal ini menunjukan kekuatan Jawa Barat sebagai wilayah primadona investasi, baik investasi dari dalam maupun luar negeri.
“Selama pandemi, investasi malah meningkat sampai Rp 360 triliun. Komitmen realisasi investasi menunjukan bahwa Jawa Barat disukai dan dicintai investor,” kata dia yang akrab disapa Kang Emil dalam West Java Investment Summit (WJIS) 2020, Senin (16/11/2020).
Baca Juga
Kang Emil menjelaskan, 60 persen perusahaan yang berinvestasi di Indonesia tertuju ke Jawa Barat dengan nilai investasinya sekitar Rp 135,5 triliun.
Advertisement
Hal ini, kata Emil, karena produktivitas tenaga kerja di Jawa Barat yang mampu memuaskan keinginan investor. Sehingga, dengan UMR yang mungkin lebih tinggi dari sejumlah provinsi lain, tak jadi soal bagi investor.
Selain itu, Emil juga menyebutkan alasan mengapa harus investasi di Jawa Barat, yakni adanya dukungan infrastruktur. Termasuk peresmian Pelabuhan Patimban pada bulan depan. Dimana nantinya Patimban ini akan saling terkait dengan kawasan-kawasan yang menjadi penopang roda perekonomian baru di kawasan Rebana (Cirebon-Patimban-Kertajati).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mantap, Jawa Barat jadi Provinsi Tujuan Investasi Nomor Wahid di Indonesia
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di Indonesia sampai dengan September 2020 mencapai Rp 611,6 triliun dari total target 817,2 triliun.
Berdasarkan kawasannya, Kepala BKPM menyebutkan investasi di Jawa dan luar Jawa selisihnya tipis. Yakni untuk Pulau Jawa senilai Rp 307,5 triliun atau 50,3 persen, sedangkan untuk Luar Pulau Jawa senilai Rp 304,1 triliun atau 49,7 persen.
“Posisi realisasi Rp 611,6 triliun tersebut antara Jawa dan luar Jawa bedanya tipis sekali, hanya 0,3 persen,” kata Bahlil dalam West Java Investment Summit 2020, Senin (16/11/2020).
Adapun realisasi Rp 611.6 triliun tersebut, BAhlil membeberkan provinsi Jawa Barat keluar sebagai daerah nomor satu sebagai tujuan investasi, baik oleh PMDN maupun PMA.
“Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintahan daerah provinsi Jawa Barat karena realisasi investasi dari 611,67 tersebut baik PMDN maupun PMA, Jawa Barat keluar menjadi provinsi nomor 1,” kata Bahlil.
Adapun total investasi yang dicatatkan provinsi Jawa Barat sampai dengan September 2020 yakni sekitar Rp 86,3 triliun. “Dan selama 3 tahun terakhir ini Jawa Barat selalu menjadi menjadi daerah tujuan investasi baik PMA maupun PMDN,” sambung Bahlil.
Bahkan, dengan UMR Jawa Barat yang lebih tinggi dibandingkan Jawa Tengah, Provinsi ini masih menjadi tujuan banyak investasi. Hal ini, kata bahlil, mempertimbangkan produktivitas dari tenaga kerja yang ada di Jawa Barat yang dinilai cukup memuaskan investor.
“Dalam beberapa kunjungan kami juga ke beberapa negara, melihat Jawa Barat salah satu daerah yang mereka tuju, sekalipun UMR-nya lebih tinggi ketimbang provinsi Jawa Tengah. Setelah kami cek, ternyata tingkat produktivitas dari tenaga kerja yang ada di Jawa Barat itu cukup memuaskan bagi Para investor,” terang Bahlil.
Advertisement