Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan, Agus H Purnomo mengatakan lokasi Pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat sangat strategis. Sebab letaknya berada dekat dengan kawasan industri mulai dari Tanggerang, Bekasi dan Karawang.
"Posisinya betul-betul strategis. Mulai dari Tanggerang, Bekasi, Karawang itu dekat dengan Patimban," kata Agus dalam Diskusi Publik, Kementerian Perhubungan secara virtual, Jakarta, Senin (16/11/2020).
Baca Juga
Selain itu dia Agus menyebutkan Karawang dan Subang nantinya akan berkembang menjadi kawasan industri yang lebih besar.
Advertisement
Selain itu, Pelabuhan Patimban juga dekat dengan Cirebon dan Bandara Kertajati. Dua lokasi ini nantinya akan dikonsolidasikan agar terhubung dengan Pelabuhan berskala internasional tersebut.
"Cirebon dan Kertajati pun akan segera di konsolidasikan karena sangat tepat untuk dibangun pelabuhan berkelas internasional," kata tutur Agus.
Tak hanya itu, dari Pelabuhan Patimban pun tidak terlalu jauh dari kawasan industri Batang di Jawa Tengah. "Demikian juga dengan akses di daerah Cirebon, bahkan di Batang juga nanti tidak akan jauh," kata dia.
Agus menambahkan, jika di masa depan Pelabuhan Patimban ini semakin berkembang pesat, dermaga di tengah laut ini bisa diduplikasi di sekitarnya. Sehingga, Pelabuhan Patimban bisa dikembangkan lebih lanjut dari yang saat ini ada.
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembangunan Pelabuhan Patimban Ditarget Kelar di 2027
Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat memiliki desain berada di tengah laut. Pelabuhan berskala internasional ini berbentuk huruf L dan memiliki back up area di daratan yang memiliki luas 380 hektar.
Ini diungkapkan Direktur Jenderal Hubungan Laut (Dirjen Hubla), Kementerian Perhubungan, Agus H Purnomo. "Secara perspektif, Pelabuhan Patimban akan ada di tengah laut. Yang bentuknya L di tengah laut dan ada back up area (di darat) ini luasnya 380 hektare," jelas Agus di Jakarta, Senin (16/11/2020).
Agus mengatakan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban ini dilakukan sejak tahun 2018 dan berakhir pada tahun 2027.
Namun Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi meminta proyek ini dipercepat. "Kontrak paket pengerjaan sampai 2027 tapi Pak Menteri minta ini dipercepat," kata dia.
Tahap pembangunan tahap 1 telah akan berakhir pada Desember 2020. Saat ini sudah dibangun peti kemas seluas 35 hektar yang memiliki kapasitas 250 ribu TEUs. Terminal kendaraan seluas 25 hektar dengan kapasitas 218 ribu kendaraan.
Pembangunan tahap I-2 yang akan dilakukan tahun 2021. Terdiri dari 3 segmen di antaranya 66 hektar peti kemas dengan kapasitas kumulatif 3,75 juta TEUs di tahun 2023. Lalu terminal kendaraan totalnya 600 ribu kendaraan. Terakhir terminal Roro yang memiliki kapasitas 500 ribu TEUs.
Setelah itu pada tahap II, Pembangunan Pelabuhan Patimban akan dijadwalkan di tahun 2024-2025. Proses pembangunan ini bertujuan untuk memperluas terminal peti kemas. Sehingga, kapasitas kumulatifnya menjadi 5,5 juta TEUs.
Pada tahap III pembangunan peti kemas Pelabuhan Patimban akan mencapai 7,5 TEUs. Selain area pelabuhan, Pelabuhan Patimban dilengkapi juga back up area untuk mendukung operasional pelabuhan.
"Ini untuk mendukung dermaga atau pelabuhan di tengah laut itu . Jadi itu harapannya akan kita selesaikan nanti," kata dia.
Advertisement