Liputan6.com, Jakarta Untuk ketiga kalinya pada tahun ini, Moderna, perusahaan Biotek dari Massachusetts berhasil mencetak miliarder baru.
Pendatang terbaru tersebut adalah Robert Langer, professor chemical engineering (insinyur kimia) dan ilmuwan yang sangat aktif dengan lebih dari 1.000 hak paten.
Dia kini bisa menikmati kekayaan usai 3 persen saham yang dimilikinya pada Modena telah mampu mencapai nilai lebih dari USD 1 miliar.
Advertisement
Saham Moderna sendiri berkembang hampir 7 persen, sehari setelah perusahaan biotek ini mengumumkan bahwa mereka sudah mengumpulkan cukup banyak data dari uji coba fase tiga atas vaksin Covid-19 untuk nantinya bisa dianalisis oleh dewan independen.
Berita tersebut muncul tiga hari setelah Pfizer (perusahaan biofarmasi), merilis hasil positif dari tes percobaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama dengan perusahan biotek Jerman, BioNTech.
Vaksin yang dikembangkan tersebut juga menggunakan teknologi kurir RNA, sama seperti milik Moderna, seperti melansir laman Forbes, Jumat (20/11/2020).
Forbes sendiri mengestimasi bahwa kekayaan Langer saat ini sekitar USD 1,1 miliar (Rp 15,6 triliun), dimana kekayaannya tersebut berasal dari sahamnya di Moderna.
Tidak hanya itu, miliarder Langer juga mendapatkan untung dari kepemilikan saham yang lebih kecil di perusahaan startup biotek seperti Frequency Therapeutics, SQZ Biotechnologies dan Lyra Therapeutics.
Langer sendiri mengikuti jejak CEO dari Moderna, Stephen Bancel yang mempunyai nilai kekayaan lebih dari USD 2,7 miliar, dan rekan proffesor serta investor biotek, Timothy Springer dengan nilai USD 1,5 miliar. Tercatat, lahir 3 miliarder baru dari Moderna.
"Saya sangat beruntung telah bekerja sama dengan Moderna sejak awal-awal perusahaan ini berdiri," ujar Langer di sebuah email yang dikirimkan kepada Forbes.
"Saya awalnya terinspirasi dengan janji dari kurir RNA yang mempunyai potensi baru untuk pengembangan obat baru dan vaksin, dan janji tersebut pun berhasil untuk direalisasikan," tambah Langer.
Â
Saksikan Video Ini
Ilmuwan Ternama
Saham dari Moderna sendiri sudah bertumbuh sebanyak 390 persen sejak awal tahun. Langer sendiri bergabung sebagai professor di MIT pada tahun 1978 dan setelah itu dirinya dijadikan kepala dari Langer Lab di departemen universitas chemical engineering.
Langer yang sudah menjadi pemegang saham lama dari Moderna sendiri merupakan lulusan dari MIT, dimana dirinya berhasil menyelesaikan gelar doktornya di chemical engineering tahun 1974, setelah professor MIT tersebut mendapatkan gelar sarjananya di Cornell University.
Selain sekarang dirinya menjadi seorang miliarder, Langer juga berhasil mendapatkan begitu banyak penghargaan. Sekaligus membuat dirinya sebagai insinyur paling sering dikutip sepanjang sejarah.
Lengkapnya lebih dari 320.000 kutipan Langer ada di Google Scholar dan sekitar 1.500 artikel ilmiah sudah dipublikasikan.
Salah satu mantan mahasiswa doktoral dari Langer Lab sendiri telah meluncurkan perusahaan biotek sendiri, seperti SQZ Biotechnologies dan Frequency Therapeutics, dimana Langer sendiri memiliki porsi saham di kedua bisnis tersebut.
Investasi Langer di Moderna sendiri sampai sekarang merupakan saham yang paling menguntungkan untuk saat ini.
Profesor langer sendiri mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah berfikir bahwa kepercayaanya kepada ide dari Modena bisa membuahkan kesuksesan.
"Di luar janji yang diberikan teknologi Moderna, saya juga sangat kagum dengan komitmen kepemimpinan tim dan juga staf," tutur dia.
"Kepercayaan saya begitu banyak sampai saya tidak pernah menjual sepeser pun saham dari perusahaan Moderna sejak awal perusahaan ini didirikan," ujar Langer.
 Reporter: Yoga Senjaya Putra
Advertisement