Sukses

Indonesia Harus Ikuti 5 Kunci Ini Bila Ingin Sukses Bangun Rantai Pangan

Ada 5 kunci sukses keberhasilan sebuah negara dalam membangun rantai pangan dunia.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berharap jika Indonesia bisa kembali menguasai sektor pangan. Tak hanya di dalam negeri maupun luar negeri.

Untuk mencapai hal ini, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan, dan Kehutanan Franky Oesman Widjaja mengungkapkan jika ada 5 kunci sukses keberhasilan sebuah negara dalam membangun rantai pangan dunia.

Pertama, dengan menciptakan sistem ramah lingkungan dan model bisnis yang kondusif. Model bisnis yang dimaksud yaitu inclusive close loop model seperti working group bidang agribisnis yang diterapkan Kadin bersama PISAgro.

"Menciptakan eco system dan business model (inclusive close loop model) yang kondusif," kata Franky dalam acara Jakarta Food Security Summit-5 secara virtual, Jakarta, Rabu (18/11/2020).

Kedua, dukungan pemerintah dalam hal kebijakan dan mendorong bisnis model yang kondusif. Utamanya bagi produk-produk yang ingin dijadikan produk unggulan dalam negeri semisal produk holtikultura.

Ketiga, menciptakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi di suatu kawasan (food estate). Ini dilakukan untuk mendapatkan skala ekonomis melalui koperasi petani.

"Melalui koperasi pertani untuk mendapatkan skala ekonomis dan menciptakan food estate yang dapat direplikasi," kata Franky.

 

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kunci Lainnya

Keempat, membangun rantai pasok yang terintegrasi (integrated supply chain). Kelima, bekerja sama dengan berbagai pihak dan koperasi petani. Contohnya Rabobank di Eropa yang bermula dari koperasi petani.

"Contoh koperasi sukses di Eropa, Rabo Bank awalnya dari koperasi petani," kata dia.

Bos Sinarmas ini menambahkan dampak pandemi Covid-19 ini harus dijadikan peluang untuk meningkatkan ekspor Indonesia dan mengganti produk impor dengan hasil pertanian dalam negeri. Sektor ini juga harus bisa memperkerjakan 55 juta pekerja. Sebab saat ini banyak orang yang kehilangan pekerjaan akibat perlambatan ekonomi di masa pandemi.

"Sektor ini harus memperkerjakan 55 juta pekerja," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com