Liputan6.com, Jakarta Gaji pekerja di negara-negara Asia Pasifik diperkirakan akan naik lebih tinggi daripada bagian dunia lainnya pada 2021.
Ini disebut jadi sinyal para pemberi kerja yakin bahwa kawasan tersebut sedang bangkit dari pandemi terburuk.
Melansir laman CNBC, Kamis (19/11/2020), gaji pekerja Asia Pasifik diperkirakan akan naik rata-rata 4,3 persen pada tahun depan. Angka ini naik dari 3,2 persen pada 2020. Kenaikan terjadi bahkan saat kondisi global melemah.
Advertisement
Ini merupakan laporan gaji baru yang dirilis perusahaan konsultan ECA International.
Setelah memperhitungkan inflasi, pertumbuhan upah riil regional menunjukkan angka rata-rata 1,7 persen - jauh di atas standar global 0,5 persen meskipun tingkat inflasi rata-rata sebanding.
10 negara teratas
Menariknya, Indonesia memimpin kenaikan gaji teratas pada 2021, dalam daftar 10 negara dengan kenaikan gaji tertinggi di dunia. Dalam daftar, 8 negara Asia Pasifik mendominasi.
Itu dikatakan karena Indonesia memprediksi upah riil naik sebesar 3,8 persen pada tahun 2021, lebih besar dari 2020 yang sebesar 2,6 persen. Penyebabnya, keputusan dari pengusaha dan inflasi yang terus turun.
Saksikan Video Ini
Negara Lain
Adapun kenaikan upah riil tertinggi kedua adalah di Israel. Negara ini berada pada posisi kedua denga angka 2,8 persen.
Kenaikan upah atau gaji pekerj di Israel, hanya sedikit di atas negara-negara tempat ketiga bersama Singapura dan Thailand yang sebesar 2,7 persen. Kolombia dengan kenaikan upah sebesar 2,7 persen, adalah satu-satunya negara non-Asia Pasifik lainnya yang masuk 10 besar.
“Beberapa negara diperkirakan akan melihat kenaikan yang signifikan pada tingkat kenaikan gaji riil pada tahun 2021, tetapi ada pengecualian untuk hal ini di kawasan Asia Pasifik,” kata laporan itu.
Survei Tren Gaji ECA berlangsung setiap tahun. Survei ini berlangsung pada Agustus hingga September terhadap 370 perusahaan multinasional di 68 negara dan berbagai industri.
Lee Quane, Direktur Regional ECA International untuk Asia, mengaitkan pencapaian tahun ini dengan "peningkatan berkelanjutan dalam produktivitas di banyak negara Asia" meskipun ada krisis virus Corona.
Reporter: Yoga Syahputra
Advertisement