Sukses

Ciptakan Lapangan Kerja di Masa Depan, Trakindo Ajak Guru Jadi Kreatif

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi model pendidikan yang dilakukan saat ini dalam menjalani masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Liputan6.com, Jakarta - Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi model pendidikan yang dilakukan saat ini dalam menjalani masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Dalam pelaksanaannya, guru perlu berkreasi dalam menghadirkan pengalaman belajar yang sesuai kemampuan dan kebutuhan murid.

PT Trakindo Utama (Trakindo) kembali menghadirkan kegiatan Praktik Pembelajaran Guru Terbaik (PPGT) 2020, sebuah ajang tahunan yang digelar untuk belajar bersama dan mengapresiasi praktik-praktik terbaik pembelajaran kreatif dan penciptaan produk inovatif para guru dari 40 Sekolah Dasar Negeri (SDN) binaan perseroan.

Direktur Utama PT Trakindo Utama Rachmat Sobari Hamami mengatakan, sejak didirikan pada 1970, misi pendiri perusahaan adalah menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkualitas bagi sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia.

"Program-program pendidikan yang kami lakukan merupakan upaya kami untuk memberikan kail bagi para tenaga pengajar dalam mengembangkan karakter anak didiknya di sekolah," jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (20/11/2020).

Rachmat percaya penerapan pendidikan berbasis karakter yang dimulai sejak dini akan menjadi fondasi yang kuat bagi generasi penerus di masa depan. Jika karakter yang mereka miliki sejak SD sudah baik, maka sampai kapan pun akan terus terjaga.

"Semoga apa yang kami lakukan dapat menjadi pendorong bagi sekolah untuk bertumbuh lebih baik lagi, memberikan hasil yang positif bagi khalayak luas, berkontribusi membangun bangsa, untuk kemajuan negeri," imbuhnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kemenag Kucurkan Dana Rp 1,17 Triliun Bantu Pembelajaran Jarak Jauh

Kementerian Agama (Kemenag) menguncurkan dana Rp 1,178 triliun untuk membantu pembelajaran jarak jauh (PJJ) pendidikan agama akibat pandemi Covid-19.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nizar menuturkan, bantuan ini diberikan untuk pendidikan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Bantuan dana ini sudah disepakati oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Usulan anggaran Kementerian Agama sudah disetujui oleh Kementerian Keuangan dengan anggaran mencapai Rp 1,178 triliun, Alhamdulillah," kata Nizar dalam siaran persnya, Jumat (23/10/2020).

Dia meyakini, kucuran dana ini dapat memudahkan akses para siswa, mahasiswa, guru, dan dosen dalam proses PJJ. Teknisnya, mereka akan menerima kuota internet gratis selama tiga bulan.

"Bantuan PJJ ini akan diberikan dalam bentuk paket data internet bagi pendidik dan peserta didik. Kemenag rencananya akan menjalin kerja sama dengan lima operator seluler di Indonesia," jelas Nizar.

Nizar mengamini, keterbatasan paket data selama ini menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan PJJ di masa pandemi. Dia pun berharap, dengan bantuan Kemenag, PJJ akan lebih lancar dan tidak membebani pendidik dan peserta didik.

"Semua ini bagian upaya Kementerian Agama meringankan beban ekonomi orangtua murid saat pandemi yang bersumber dari dana di luar APBN," tukasnya.

Sebagai informasi, alokasi anggaran bantuan PJJ ini adalah lanjutan dari program kerja Ditjen Pendidikan Islam yang telah bekerja sama dengan lima provider seluler di Indonesia untuk penyediaan kartu perdana gratis bagi civitas akademika madrasah.

Program ini sudah bergulir sejak September 2020 dan sudah mulai dimanfaatkan pendidik dan peserta didik madrasah.