Sukses

BERANI BERUBAH: Lorong Sayur Pembawa Berkah

Warga RT 11, Jatimulyo, Yogyakarta memiliki cara sendiri untuk menghadapi pandemi Covid-19. Dengan bercocok tanam model lorong sayur.

Liputan6.com, Jakarta- Pandemi Covid-19 membuat banyak masyarakat tak bisa bergerak. Bepergian dibatasi, kontak fisik dikurangi, dan yang pasti pekerjaan pun banyak yang berhenti. Bukan hanya satu atau dua, namun banyak yang kehilangan mata pencaharian.

Inilah yang membuat para korban PHK harus memutar otak. Mencari cara untuk mengisi waktu kosong, serta memiliki pendapatan yang stabil. Begitu juga dengan yang dialami oleh para warga di RT 11, Jatimulyo, Yogyakarta. Mereka harus Berani Berubah

“Kami punya kegiatan yang sangat positif bagi masyarakat di RT 11 ini. Yaitu memanfaatkan pekarangan, lorong-lorong sayur, lorong itu kita tanam sayur-sayuran dan Alhamdulillah itu sangat bernilai positif apalagi di saat pandemi seperti ini,” tutur Ketua Kelompok Tani Dewasa Ngremboko, Sadiran kepada Tim Berani Berubah.

Lewat kegiatan Kelompok Tani Dewasa Ngremboko, para warga bisa menghasilkan pangan mereka sendiri.

Dari yang semula berdiam diri di rumah dan tak memiliki kegiatan yang menghasilkan, kini para warga bisa menikmati upaya cocok tanam mereka sendiri.

Sadiran menjelaskan, banyak warganya yang bekerja sebagai karyawan hotel. Namun karena pandemi, tak sedikit dari mereka yang terkena PHK.

Karena itu, dia menilai kegiatan cocok tanam seperti ini cocok untuk diajarkan ke warganya guna mengisi waktu kosong.

“Pada awalnya ini kami hanya diikuti oleh sekitar 10 orang dari pengurus RT. Kemudian saya mulai, kemudian saya kasih contoh, saya ajak warga,” jelas Sadiran. 

“Dan mereka dengan tanpa terpaksa mereka merasa senang dilibatkan kegiatan pertanian kita ini,” sambungnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Manfaatkan Barang Bekas

Selain berguna untuk mengisi waktu, kegiatan cocok tanam model lorong sayur seperti ini juga baik untuk tujuan daur ulang barang bekas. Modal awal adalah dari barang seadanya dan tak butuh banyak biaya.

“Jadi modal kita itu pertama memanfaatkan barang-barang bekas. Kita pakai botol bekas, kemudian pakai ember-ember bekas, kita gunakan untuk modal menanam. Kemudian media saya beli dari toko pertanian,” ucap Sadiran.

Hasil sayuran yang ditanam juga sepenuhnya untuk mencukupi kebutuhan makan warga masing-masing. Selain itu, warga juga memiliki kolam lele dan peternakan ayam untuk menghidupi mereka semasa pandemi.

“Kita menanam sayuran yang betul-betul bisa cepat panen, kemudian cepat bisa dikonsumsi, karena yang kita butuhkan pada saat pandemi kan segera. Kita menanam dan segera panen,” ungkap Sadiran.

“Hampir semuanya mereka tercukupi dari hasil kebun ini,” dia mengakhiri. 

Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTVIndosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.

Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.

Ingin tahu cerita lengkap mereka, simak dalam video berikut ya.