Sukses

Kinerja BUMN Konstruksi Kian Moncer di 2021

Kinerja BUMN di sektor konstruksi sedikit terganggu di tahun ini karena adanya pandemi Covid-19

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja BUMN di sektor konstruksi sedikit terganggu di tahun ini karena adanya pandemi Covid-19. Setidanya ada beberapa proyek yang tertunda, yang kemudian mempengaruhi keuangan perusahaan.

Menanggapi hal ini, Analis Saham dan Pasar Modal Satrio Utomo mengatakan, bukti dampak dari Covid-19 ini bisa dilihat dari kinerja saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Memang sempat ada masa dimana ada kekhawatiran, tapi karena itu tida terbukti, semua akan balik lagi. Pasar optimis pemerintah akan backup BUMN ini," kata dia, Senin (23/11/2020).

Dia menjelaskan, saham BUMN selama ini diisi oleh investor-investor lokal. Dengan begitu, pergerakan sahamnya dianggap juga sedikit unik.

"Saham-saham itu kan sebenarnya pelaku pasarnya investor lokal. Itu mereka suka pergerakannya suka semaunya sendiri, tidak terlalu ikuti kondusi fundamentalnya," tambahnya.

Baginya, meski sempat ada koreksi, namun kinerja saham-saham BUMN sektor konstruksi ini mulai stabil. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam membangkitkan kembali ekonomi Indonesia.

Bahkan, pemerintah menyatakan siap menjalankan kembali proyek-proyek infrastruktur lagi tahun depan. Tentunya ini menjadi angin segar bagi perusahaan infrastruktur, khususnya BUMN.

"Saya melihatnya fenomena Covid-19 memang masih menjadi ancaman, tapi kondisi tahun depan akan jauh lebih bagus dari tahun ini. Insya Allah sudah ada vaksin, sudah new normal, proyek sudah jalan lagi, jadi kalau saya fikir sektor konsrtuksi masih bagus ke depan," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Waskita Karya Catat Kontrak Baru Rp 15 Triliun hingga Oktober 2020

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (Kode Saham: WSKT) mendapatkan nilai kontrak baru (NKB) hingga Oktober 2020 sebesar Rp 15 triliun dari target sampai dengan Desember 2020 sebesar Rp 26 triliun.

NKB tersebut berasal dari proyek Pengembangan Bisnis, Pemerintah, BUMN, dan Swasta, sehingga total kontrak yang dikelola sampai dengan akhir tahun 2020 sebesar Rp 65 triliun. Waskita pun terus berusaha mendapatkan proyek-proyek baru agar ke depan menjadi berimbang antara pengembangan bisnis (investasi) dengan proyek-proyek eksternal.

Proyek-proyek eksternal tersebut di antaranya berasal dari Pemerintah, BUMN, Swasta, dan Luar Negeri. Hal itu dilakukan untuk memperkuat arus kas dengan target bisa menyumbang 50 persen terhadap total kontrak baru setiap tahun.

“Proyek yang sifatnya langsung dari eksternal sangat dibutuhkan untuk mendanai fixed cost perseroan setiap tahun,” ucap President Director PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono, Senin (23/11/2020).

Menurut Destiawan, saat ini Waskita juga sedang menyiapkan strategi restrukturisasi utang.

“Strategi pertama kami adalah menyelesaikan permasalahan arus kas akibat mundurnya rencana divestasi sebagai dampak wabah Covid-19 serta alokasi anggaran pemerintah yang diprioritaskan untuk penanganan Covid-19. Kemudian yang kedua adalah menjalankan restrukturisasi utang-utang bertenor pendek menjadi tenor panjang khususnya untuk investasi tol sehingga dapat melonggarkan kredit untuk kepentingan proyek-proyek eksternal,” kata Destiawan Soewardjono.

Strategi Waskita Karya berikutnya menurut Destiawan adalah divestasi beberapa ruas tolnya. Divestasi itu bisa dalam bentuk penjualan seluruh kepemilikan sahamnya di sebuah konsesi ruas tol.

"Selain itu bisa juga melalui reksa dana penyertaan terbatas (RDPT). Kami tetap melanjutkan rencana divestasi setidaknya empat ruas tol dalam waktu dekat. Akibat pandemi Covid-19 pelaksanaannya mundur dari target semula dan kami terus berusaha untuk bisa segera teratasi," ujarnya.

Strategi lainnya adalah Program Peningkatan Human Capital akan terus ditingkatkan untuk menunjang program pengembangan perusahaan. Peningkatan tersebut dilaksanakan dengan berlandaskan budaya AKHLAK atau Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

"Strategi tersebut bertujuan untuk meningkatkan inovasi dan kreasi seluruh insan Waskita Karya," ucap Destiawan.

Terakhir, Destiawan mengungkapkan Waskita juga sudah mempunyai aplikasi WIDE atau Waskita Integrated Digital Enterprise. "WIDE ini mengkompilasi beberapa aplikasi teknis seperti Waskita Aplication Vendor Excellence (WAVE), Waskita Employee Self Service Tecnology (WEST), Waskita Enterprise Risk management (WARM), Waskita Equipment Log and list (WELL), Whistle Blowing System (WBS), QHSE Application, Project Monitoring System (PROMIS), dan implementasi software Enterprise Resource Planning (ERP) dengan platform SAP S/4 HANA" tutur Destiawan.

  • BUMN adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara yang beroperasi di Indonesia.

    BUMN

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • konstruksi

  • infrastruktur