Liputan6.com, Jakarta - Kinerja PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) tetap kinclong hingga akhir tahun. Menurut laporan keuangan terbaru, hingga Oktober LPKR membukukan pendapatan sebesar Rp8,58 triliun, lebih stabil jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Analis Pasar Saham Sukarno Alatas mengatakan, peningkatan pendapatan di saat kondisi industri lesu, secara tidak langsung menunjukkan kinerja yang cukup bagus.
Baca Juga
Dijelaskan Sukarno, dilihat dari rasio operating profit margin (OPM) dan EBITDA margin sebenarnya meningkat dibandingkan periode tahun sebelumnya. Artinya kinerja terus membaik. Hanya saja belum mampu menekan beban.
Advertisement
"Secara tidak langsung bisa dikatakan kinerja LPKR bagus karena mampu tumbuh disaat pendemi," kata Sukarno dikutip Selasa (24/11/2020).
Kinerja LPKR, ke depannya masih berpeluang menciptakan kembali tumbuh, jika perusahaan mampu menekan biaya-biaya. Dengan tren turunnya suku bunga, juga akan menjadi sentimen positif untuk sektor properti ke depannya.
Berdasarkan data Bloomberg, margin laba usaha Lippo Karawaci tercatat 5,62 persen pada kuartal III-2020, sedangkan di kuartal III-2019 OPM tercatat -10,46 persen. Margin EBITDA LPKR di kuartal tiga ini juga tercatat sebesar 38,01 persen meningkat bila dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu yang sebesar 37,72 persen.
Anak usaha Lippo Karawaci, yakni Lippo Cikarang juga kinerjanya bagus selain dilihat dari pertumbuhan pendapatan dan laba, ada peningkatan rasio profitabilitas baik itu rasio gross profit margin (GPM), OPM dan net profit margin (NPM).
Lippo Cikarang melaporkan pertumbuhan pendapatan dari suksesnya pemasaran produk hunian rumah tapak yang terjangkau, dan apartemen Orange County yang terus melanjutkan proses serah terima unit.
Karena itu, kinerja LPKR dalam jangka panjang akan terus membaik apalagi jika berhasil menekan beban di kuartal IV-2020 nanti. Untuk jangka panjang LPKR juga masih prospektif, dengan kekuatan memiliki lahan 1.416 ha.
Bahkan, Sukarno menilai sektor properti yang jadi salah satu bisnis inti LPKR, akan diuntungkan dalam jangka panjang berkat Omnibus Law. Adapun untuk jangka pendek, LPKR direkomendasikan trading buy karena secara valuasi sudah murah dengan price to book value (PBV) 0,37 kali.
"Industri properti bisa berpeluang dengan adanya omnibus law yang bisa diuntungkan nantinya," kata Sukarno.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertumbuhan Pendapatan
CEO LPKR John Riady menyampaikan, pertumbuhan pendapatan naik sebanyak 38,7 persen Year on Year pada sembilan bulan di 2020 seiring dengan pertumbuhan pada marketing sales dan penyelesaian proyek. Pendapatan pada sembilan bulan 2020 menjadi Rp2,37 triliun dari Rp1,71 triliun pada sembilan bulan di 2019.
Marketing sales naik sebanyak 100 persen Year on Year pada sembilan bulan 2020 menjadi Rp2,28 triliun dari Rp1,14 triliun pada sembilan bulan 2019 didorong oleh peluncuran perumahan terjangkau di level Holdco.
Pendapatan dari Real Estate Management & Services turun tipis 9,1 persen ke level Rp6,15 triliun di sembilan 2020 dari Rp6,76 triliun pada sembilan bulan di 2019, dikarenakan rumah sakit, mall dan hotel mulai memperlihatkan sedikit peningkatan setelah dilakukan pembukaan kembali.
John menyampaikan, sebagai perusahaan real estate terbesar di Indonesia berdasarkan total aset dan pendapatan, pendapatan Real Estate Development meningkat sebesar 38,7% menjadi Rp2,37 triliun dari Rp1,71 triliun karena bisnis inti properti Perseroan mulai menunjukkan perbaikan.
Hal ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang kuat dari Cikarang, pengakuan pendapatan di LPKR untuk serah terima di tower Hillcrest dan Fairview di Lippo Village, serta penjualan persediaan.
"Bisnis properti terus menunjukkan kemampuan untuk bertahan yang ditunjukkan dengan marketing sales sembilan bulan di periode 2020 yang meningkat 100 persen YoY menjadi Rp2,28 triliun dari Rp1,14 triliun pada periode yang sama tahun lalu," ujar John.
Bisnis Real Estate Management & Services, pendapatan pada sembilan bulan periode 2020 turun tipis 9,1 persen mencapai Rp6,15 triliun, sementara pada periode sama tahun lalu Rp6,76 triliun. Hal ini terjadi karena rumah sakit, mall dan hotel terus dihadapkan dengan kondisi yang menantang akibat dari pandemi.
"Secara konsolidasi, pendapatan LPKR secara YoY tidak mengalami perubahan. Pendapatan konsolidasi pada sembilan bulan 2020 sebesar Rp8,58 triliun dibandingkan dengan Rp8,56 triliun pada sembilan bulan di 2019," ucap John.
Advertisement
Laba Bruto
LPKR membukukan laba bruto konsolidasian di sembilan bulan 2020 sebesar Rp3,32 triliun dari Rp3,29 triliun pada periode sama tahun sebelumnya Laba bruto pada segmen Real Estate Development naik sebesar 71,2 persen YoY menjadi Rp934 miliar di sembilan bulan 2020 dari Rp545 miliar pada sama tahun lalu.
Sedangkan laba bruto lini bisnis Real Estate Management & Services (rumah sakit, mall dan yang lainnya) turun sebanyak 12,3 persen YoY menjadi Rp2,32 triliun pada sembilan bulan 2020 dari Rp2,65 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pelepasan lindung nilai yang proaktif, peluncuran obligasi, retap obligasi dan divestasi First REIT membantu memperbaiki neraca keuangan. Pada paruh pertama 2020, LPKR memperkuat posisi kas dan mengubah jatuh tempo utang dengan cara refinancing obligasi perseroan yang jatuh tempo tahun 2022, dan memperpanjang jatuh tempo hingga 2025.
Saldo kas dan setara kas pada 1H20 sebesar Rp4,54 triliun dibandingkan dengan Rp4,69 triliun pada akhir tahun 2019. Perseroan meningkatkan posisi kas sebanyak Rp860 miliar dari pelepasan lindung nilai yang ada dan menggantinya dengan lindung nilai dollar pada Rp15.000 ke Rp17.500 pada 1H20.Inisiatif ini juga diikuti dengan divestasi unit First REIT yang membantu meningkatkan kas sebanyak Rp249 miliar.
Ditambahkan John, launching rumah tapak di Lippo Village untuk pertama kalinya setelah 4 tahun melalui proyek Cendana Homes, mampu terjual habis dalam hitungan jam. Meski pendapatan recurring terganggu oleh pandemi covid-19, John memastikan bisnis properti perlahan lahan telah pulih dan mendekati normal.
“Kuartal ketiga sangat sukses untuk lini bisnis property dengan marketing sales sebesar Rp1,2 triliun, atau kenaikan sebesar 304% YoY. Kami berharap di tahun-tahun mendatang ketika kami melakukan evaluasi terhadap perubahan yang terjadi di Lippo Karawaci, kami dapat menunjukkan kuartal ini sebagai titik balik dimana lini bisnis property dibawah tim manajemen baru telah sukses," ucap John.