Sukses

OJK Sebut Perbaikan Ekonomi Indonesia Sudah Mulai Terlihat

Struktur ekonomi Indonesia yang berupa kepulauan dan berfokus pada permintaan domestik mendukung pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebutkan, tanda-tanda pemulihan ekonomi Indonesia sudah mulai terlihat meski pandemi Covid-19 masih belum mereda.

Hal itu terlihat dari proyeksi ekonomi International Monetary Fund (IMF) atas pertumbuhan dan perbaikan ekonomi di Amerika Serikat dan China.

Di Indonesia, tandanya mulai terlihat dari perbaikan PDB Indonesia yang tumbuh di kuartal III tahun 2020 dan Indikator Purchasing Manager Index (PMI) juga mengalami peningkatan dan di Indonesia PMI pada Oktober 2020 mengalami perbaikan dari 47,2 ke 47,8.

"Memang kecil, ini menjadi catatan kita dan juga kalau kita lihat berbagai perekonomian dunia juga mengalami perbaikan," jelas Wimboh dalam tayangan virtual, Selasa (24/11/2020).

Selain itu, data kenaikan juga terlihat dari inflasi bulan Oktober 2020 sebesar 0,07, setelah pada Juli dan September yang mengalami deflasi. Penjualan kendaraan bermotor juga naik 20 persen (month to month) dari 317.000 unit pada Agustus 2020 menjadi 380.000 pada September 2020.

Indeks penjualan eceran turut membaik dari -9,2 persen (Agustus 2020) menjadi -8,7 persen (September 2020). Kemudian, percepatan belanja negara khususnya dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tercatat mencapai Rp 376,1 triliun per 4 November 2020.

Wimboh menjelaskan, struktur ekonomi Indonesia yang berupa kepulauan dan berfokus pada permintaan domestik mendukung pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

"Secara global maupun domestik sudah dapat dikatakan bahwa ada tanda-tanda perbaikan, tinggal bagaimana kita mengekor dan mempercepat perbaikan ini sehingga menjadi proses recovery yang lebih cepat," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Wamenlu: Indonesia Diakui Berhasil Jaga Ekonomi Selama Pandemi COVID-19

Untuk diketahui, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah dialog khusus World Economic Forum (WEF) pada 25 November 2020. Forum itu akan turut dihadiri oleh Presiden Jokowi serta pelaku bisnis global. 

Diharapkan melalui forum itu Indonesia bisa mendapat kepercayaan dunia bisnis untuk mendorong pemulihan ekonomi akibat COVID-19. 

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar berkata pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah, merupakan pertanda WEF mengakui kemampuan Indonesia dalam menjaga ekonomi saat pandemi. 

"Pemilihan Indonesia sebagai Country Strategy Dialogue oleh WEF dilakukan karena dianggap sebagai negara yang memiliki peran besar dalam ekonomi kawasan dan global, juga dianggap mampu menjalankan kebijakan menjaga keseimbangan untuk penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional," ujar Wamenlu Mahendra dalam pers briefing virtual, Senin (23/11/2020).

Lebih lanjut, Mahendra berkata dipilihnya Indonesia ketimbang negara mitra WEF lain dikarenakan tingginya ekspektasi dan kepercayaan dari dunia internasional di tengah pandemi COVID-19. 

"Dipilihnya Indonesia ... menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan maupun ekspekstasi dan keinginan tahu dari banyak pihak terutama dalam hal ini para pelaku dan pemimpin bisnis global terhadap strategis dan kebijakan Indonesia dalam saat ini," ujar Wamenlu Mahendra.

Mahendra berharap ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga 5 persen di 2021. Proyeksi itu berbeda dari kalkulasi Indef (Institute for Development of Economics and Finance) yang menyebut ekonomi Indonesia hanya tumbuh 3 persen tahun depan.