Liputan6.com, Jakarta Memulai bisnis dengan teman sendiri memang bisa menjadi suatu hal yang bermanfaat, tetapi melakukan kerjasama tersebut bisa memiliki tantangan unik.
Menurut William Litvcack, yang merupakan entrepreneur, pendiri sekaligus CEO dari SquadIP.INC menyarankan jika ingin berbisnis dengan teman, pastikan dia adalah orang yang bisa memberikan sebuah dorongan.
Baca Juga
Jenis orang yang biasanya mempunyai kecerdasan dan menginspirasi kamu untuk bisa beroperasi jauh lebih baik dan melakukan berbagai hal jauh lebih serius.
Advertisement
Selain itu, mempunyai rekan bisnis yang bisa mengisi kekurangan menjadi faktor pilihan orang tepat. Karena jika rekan bisnis kamu bisa melengkapi kelemahan pribadi, maka hal itu bisa membuat tim yang ada semakin jauh lebih tangguh, seperti melansir Entreprenuer, Jumat (27/11/2020).
Jika sudah berteman dengan orang seperti itu, maka anggaplah bahwa hal itu merupakan sebuah keberuntungan. Tetapi jangan berpikir bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar dan mudah.
Berikut ini adalah 5 pelajaran yang telah dialami oleh Ltvicack, selama dirinya berjuang membangun sebuah bisnis dengan teman.
 1. Tetap di Jalur Masing-masing
Tentukan peran masing-masing dan lakukan hal tersebut secara dini. Saat sedang berurusan dengan teman, melakukan pendekatan yang lebih kolaboratif mungkin akan jauh lebih natural.
Hal tersebut mungkin bisa berhasil, tetapi Litvcack menyarankan bahwa akan lebih baik bila semua anggota tim mempunyai bagian porsi kerjaannya masing-masing.
Jika dilakukan dengan benar, berarti pengenalan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing anggota tim, termasuk kamu sendiri terdefinisikan dengan jelas.
Jika sudah ditentukan dari awal, jangan pernah merasa segan untuk menegakan keputusan tersebut. Bukan suatu masalah, untuk memberi tahu seseoranguntuk tidak terlalu ikut campur dengan porsi kerjaan masing-masing.
2. Lakukan Diskusi di Awal
Dalam sebuah bisnis, hanya akan ada satu CEO, satu kepala penjualan dan seterusnya. Litvcack sekali lagi mengingatkan bahwa mengenali kelemahan serta kelebihan dari tim adalah kunci kesuksesan.
Terlebih lagi, jangan pernah merasa takut atau segan untuk berdiskusi secara terus terang tentang topik pembahasan yang bersifat sensitif, misalnya gaji, jabatan dan deskripsi pekerjaan.
Semakin lama pembahasan tersebut ditunda, semakin tidak nyaman untuk membahas hal-hal tersebut.
3. Bisnis Bukan Demokrasi
Semua mungkin diajarkan sejak kecil untuk bisa berkompromi dan berbagi dengan teman-teman sekitar. Selain itu juga dididik bahwa demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang paling adil.
Tetapi, menurut Litvcack, membangun sebuah bisnis bukanlah sebuah ruang kelas taman kanak-kanak atau negara, dan keadilan bukan prioritas bagi para pendiri tahap awal. "Diktator yang baik hati" adalah deskripsi pekerjaan yang jauh lebih akurat menurut Lvicack.
Jika sesuatu yang bersifat darurat terjadi, terkadang tidak ada cukup waktu untuk menyelesaikan semuanya melalui sebuah komite. Bahkan beberapa hal mungkin tidak selalu bisa didiskusikan.
Memang terdengar jauh lebih aman, jika semua hal dilakukan melalui konsensus, tetapi kalau terlalu sering dilakukan maka bisa membuang terlalu banyak waktu.
Hal itu pun bisa membuat bisnis bersama dengan teman-teman nantinya berpotensi terjebak dalam birokrasi.
Â
Saksikan video di bawah ini:
4. Perspektif Baru itu Penting
Anda mungkin memiliki banyak kesamaan dengan teman-teman bisnis. Dari segi latar belakang, kepribadian, serta pengalaman hidup.
Tetapi hal tersebut pun dinilai Lvicack bisa menjadi sebuah masalah dalam perspektif bisnis. Jika sesorang memiliki titik buta terhadap sesuatu, maka ada kemungkinan besar bahwa teman-temannya juga akan mempunyai perspektif yang sama.
Jadi pastikan dari awal, bahwa rekan bisnis yang direkrut itu mempunyai ide segar dalam sebuah usaha bisnis.
 5. Semuanya akan Terbayarkan
Saat memulai bisnis dengan teman, kehidupan sosial menjadi sebuah katalis untuk menciptakan sebuah inovasi.
Kebanyakan ide atau inovasi yang didapat nantinyaakan didapat saat makan atau liburan bersama-sama.
Tetapi tetap berhati-hati untuk tidak mengecualikan anggota tim yang baru. Karena hal tersebut bisa melukaikebersamaan dari tim bisnis kamu sendiri.
Â
Reporter: Yoga Senjaya Putra
Â
Advertisement