Sukses

5 Tahun, Mandiri Capital Investasikan Rp 1 Triliun ke 14 Startup Lokal

Mandiri Capital Indonesia berdiri pada 10 November 2015 bersamaan dengan keluarnya izin sebagai Perusahaan Modal Ventura (PMV) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Liputan6.com, Jakarta - Mandiri Capital Indonesia (MCI) telah berinvestasi senilai total Rp 1 triliun ke 14 startups di bidang Teknologi Finansial (TekFin). Jumah investasi ini dilakukan selama 5 tahun atau sejak berdiri. Investasi tersebut dilakukan ke beberapa subsektor Tekfin seperti platform pinjaman online (P2P Lending), pembayaran dan solusi bisnis.

Direktur Utama Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro menjelaskan, melalui investasi tersebut MCI telah mendorong berbagai inovasi dan sinergi dengan Mandiri Group, seperti penyaluran modal (loan channeling) ke lebih dari puluhan ribu segmen UMKM, baik dari sektor bisnis konvensional hingga pertanian.

“Kami juga membantu mengembangkan digitalisasi UMKM, baik dari sisi pembayaran maupun dukungan sistem lainnya, seperti proses akuntansi dan sumber daya manusia (HR), serta penggunaan digital signature sebagai bentuk efisiensi proses bisnis,” kata Eddi dalam konferensi pers, Rabu (25/11/2020).

Pada platform P2P lending, lanjut Eddi, Mandiri Capital Indonesia telah berinvestasi di Amartha, Crowde, KoinWorks, dan Investree. Untuk pembayaran, investasi MCI telah dilakukan di platform LinkAja, Yokke, PTEN dan DAM. Sementara pada tekfin solusi bisnis, investasi MCI dilakukan di Mekari, PrivyID, Cashlez, Gojek, Iseller dan Halofina.

Seperti diketahui, Mandiri Capital Indonesia berdiri pada 10 November 2015 bersamaan dengan keluarnya izin sebagai Perusahaan Modal Ventura (PMV) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdirinya MCI sejalan dengan dimulainya fase disrupsi finansial oleh perusahaan rintisan (Startups).

Pendirian Mandiri Capital Indonesia oleh Bank Mandiri pun bertujuan sebagai jembatan untuk mendorong inovasi dan sinergi antara Mandiri Group dengan Startups di dalam ekosistem.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tantangan

Chief Financial Officer Mandiri Capital Indonesia Hira Laksamana menambahkan, bisnis Mandiri Capital Indonesia setiap tahunnya terus bertumbuh dengan baik. Meskipun kondisi perekonomian pada tahun ini mengalami berbagai tantangan.

Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya posisi ekuitas dan aset Mandiri Capital Indonesia per September 2020, dimana masing-masing berada di kisaran Rp 1,8 Triliun dan Rp 2 Triliun. Capaian ini menempatkan Mandiri Capital Indonesia berada di posisi terbesar pertama untuk ekuitas dan kedua untuk aset dibandingkan dengan pelaku PMV lainnya di Indonesia.

Selama 5 tahun terakhir, lanjut Hira, Mandiri Capital Indonesia telah mencatatkan prestasi seperti divestasi pada Moka yang diakuisi oleh Gojek pada tahun 2019, Cashlez yang melantai pada Bursa Efek Indonesia (IDX) di papan akselerasi tahun ini.

“Meluncurkan rangkaian Whitepaper yang bekerjasama dengan DailySocial dengan tajuk: Asuransi Teknologi (Insurtech), Solusi untuk UMKM (SME Empowerment), serta melakukan kolaborasi Unicorn & Centaurs dengan Institusi Finansial (Unicorn & Centaurs Collaboration),” jelasnya.

Selain itu, Mandiri Capital Indonesiajuga mendukung usaha literasi dan inklusi dalam bidang keuangan melalui Fintech Inspire (Finspire), Indonesia Innovation Forum (IIF) dengan BEKRAF, dan program Mandiri Inkubator.

 

3 dari 3 halaman

Tren Investasi

Mandiri Capital Indonesia memiliki komitmen untuk terus berkontribusi melalui penambahan jumlah penyertaan saham dan inisiatif baru baik di tahun 2020 maupun di tahun-tahun mendatang.

“Inisiatif tersebut terutama terkait dengan rencana peluncuran produk dana ventura, yaitu Mandiri Venture Fund dan Indonesia Impact Fund,” ujar Hira.

Komitmen tersebut didasarkan pada laporan lanskap Startup dari AMVESINDO yang menyebutkan, trend investasi Startups di Indonesia didominasi pada 3 sektor, yaitu TekFin, Teknologi Edukasi, dan Software-as-a-Service (SaaS).

Jika melihat dari jumlah transaksi, pada tahun 2018 terdapat 71 transaksi pendanaan dan 113 transaksi pendanaan ke Startups pada tahun 2019. Namun, hingga kuartal-III 2020 hanya terdapat 52 transaksi.

“Sangat terbuka peluang di masa dating untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan Startups di Indonesia. Mandiri Capital Indonesia juga ingin berperan lebih aktif dalam membantu proses digital dan inovasi di ekosistem BUMN dengan skala yang lebih luas secara nasional,” pungkas Eddi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.