Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan menilai pandemi Covid-19 tidak akan selesai dalam waktu singkat. Wabah virus corona ini secara perlahan membuat terjadinya krisis yang berlangsung panjang.
"Kita di masa pandemi ini krisis pelan-pelan yang panjang," kata Jonan dalam Executive Lecture #115 bertajuk Membangun Manusia Indonesia yang Sehat, Humanis, Profesional dan Berintegritas, Jakarta, Kamis (26/11/2020) .
Baca Juga
Jonan mengatakan berbagai perkiraan waktu pandemi berakhir terus meleset. Pada Maret lalu, diperkirakan pandemi akan berakhir pada bulan Juni, namun faktanya Covid-19 masih belum bisa dikendalikan.
Advertisement
Sebelumnya para ahli memperkirakan kasus bisa menulari 10 juta manusia. Faktanya, belum sampai akhir tahun sudah ada 60 juta kasus secara global. Begitu juga di Indonesia yang diperkirakan hanya akan menulari 400 ribu di akhir tahun, namun di bulan November ini sudah mencapai setengah juta.
"Sekarang belum akhir tahun sudah setengah juta, padahal ini karena testingnya sedikit loh," singgung Jonan.
Secara lebih rinci Ignasius Jonan menyebut peningkatan kasus baru di Indonesia rata-rata sudah 4 ribuan. Korban yang meninggal akibat virus corona juga terus meningkat setiap harinya.
Mantan Dirut PT KAI ini menyarankan pandemi ini harus dihadapi dengan mental krisis. Meskipun kabar baik vaksin telah ditemukan, namun hal itu tak lantas menyelesaikan berbagai dampak yang sedang berlangsung.
"Saran saya ini harus dihadapi dengan mental krisis," kata dia.
Setidaknya dampak perekonomian yang terjadi harus diantisipasi selama 6 bulan ke depan pasca vaksin telah disuntikkan di Indonesia. Sebab, banyak sektor yang terganggu akibat terbatasnya interaksi masyarakat demi mencegah penularan virus.
"Kalau ditambah 6 bulan ke depan, ini priuk nasinya akan terganggu dan sektor jasa menjadi yang paling terasa," Ignasius Jonan mengakhiri.
Anisyah Al Faqir
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi: Krisis Corona Bisa Buat Indonesia Berkompetisi di Persaingan Global
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan krisis kesehatan dan ekonomi yang diakibatkan virus corona (Covid-19) dapat dijadikan momentum bagi Indonesia untuk melompat jauh dalam persaingan global.
Hal tersebut diutarakannya saat memberi sambutan pada acara Kick Off Meeting Pemeriksaan atas Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dalam menangani pandemi Covid-19 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/9/2020).
Jokowi kembali menekankan agar seluruh masyatakat Indonesia dapat menyamakan frekuensi bahwa negara sedang dalam kondisi krisis.
"Pemerintah harus mengganti chanel kerja dari chanel yang biasa-biasa menjadi chanel yang luar biasa. Seperti juga kondisi dunia pada umumnya, kita masih butuh waktu untuk lepas dari krisis ini," kata dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, pemerintah masih sangat membutuhkan fleksibilitas kerja dan kesederhanaan prosedur. Dengan sistem tersebut, ia memproyeksikan Indonesia bukan hanya dapat menangani krisis, namun juga bisa membuat lompatan.
"Pemerintah sudah komitmen bahwa upaya kita tidak hanya terbatas untuk keluar dari krisis, namun memanfaatkan krisis untuk melakukan lompatan," seru Jokowi.
"Memanfaatkan krisis ini untuk membangun cara kerja baru, kelembagaan baru yang mampu berkompetisi dalam persaingan global. Sejak awal saya telah perintahkan kepada seluruh jajaran pemerintah untuk sellau kedepankan akuntabilitas, transparansi dan inovasi dengan selalu menguatamakan tujuan utama dari program yang dijalankan," tandasnya.
Advertisement