Sukses

Butuh Modal Kerja, Waskita Karya Bakal Terbitkan Obligasi

Waskita Karya akan menerbitkan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV tahap 2

Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (kode saham : WSKT) akan menerbitkan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV tahap 2 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja proyek konstruksi dan juga investasi. Waskita pun telah menunjuk underwriter dan lembaga penunjang untuk mendukung pelaksanaan aksi korporasi tersebut.

SVP Corporate Secretary Waskita Ratna Ningrum mengatakan target dana yang akan dihimpun dari penerbitan ini adalah sebesar Rp1 - 2 Triliun dengan jangka waktu jatuh tempo 1 hingga 3 tahun. Adapun transaksi penerbitan PUB IV tahap 2 ini diharapkan dapat selesai paling lambat pada awal Januari 2021.

"Manajemen melihat bahwa appetite dari pasar modal untuk obligasi jangka panjang belum terlalu besar akibat pandemi Covid-19", jelas Ratna, Kamis (26/11/2020).

"Saat ini kondisi likuiditas Waskita terdampak akibat pandemi dan mundurnya beberapa pembayaran proyek dengan nilai yang cukup besar, namun ada banyak proyek baru yang kami dapatkan tahun ini yang membutuhkan modal kerja sehingga diperlukan pendanaan dari pasar modal untuk memenuhi kebutuhan tersebut," tambahnya.

Seperti diketahui, tahun ini terdapat beberapa penerimaan pembayaran proyek Waskita yang tidak dapat terealisasi seperti pembayaran LRT Palembang senilai Rp1,9 Triliun dan Tol Trans Terbanggi Besar - Kayu Agung porsi VGF Japek Selatan sebesar Rp1,7 Triliun.

Di sisi lain, Waskita juga memperoleh cukup banyak proyek baru yang membutuhkan pendanaan modal kerja. Per akhir Oktober, Waskita telah mencatatkan perolehan Nilai Kontrak Baru senilai Rp15 Triliun yang berasal dari proyek jalan tol, gedung, bendungan, EPC, dan irigasi.

Waskita juga akan menggunakan proceed obligasi untuk menyelesaikan 17 ruas tol dibawah anak usahanya yaitu PT Waskita Toll Road. Hingga saat ini, terdapat 6 ruas yang telah beroperasi penuh dan 4 ruas beroperasi sebagian, dan sisanya dalam proses konstruksi.

Setelah pembangunan ruas-ruas jalan tol tersebut selesai, Waskita berniat untuk segera melepas kepemilikan sahamnya guna meningkatkan kapasitas keuangan. Pada 18 November lalu Waskita berhasil memperoleh Rp550 Miliar dari pelepasan 30% ruas Bekasi - Cawang - Kampung Melayu.

Kedepan, Waskita menargetkan untuk melepas 9 ruas tol lagi. "Saat ini sudah ada investor yang berminat termasuk Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia," kata Ratna.

“Manajemen telah beberapa kali melakukan diskusi dengan tim SWF dimana arah pembicaraannya adalah untuk divestasi jalan tol,” tutupnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Waskita Karya Catat Kontrak Baru Rp 15 Triliun hingga Oktober 2020

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (Kode Saham: WSKT) mendapatkan nilai kontrak baru (NKB) hingga Oktober 2020 sebesar Rp 15 triliun dari target sampai dengan Desember 2020 sebesar Rp 26 triliun.

NKB tersebut berasal dari proyek Pengembangan Bisnis, Pemerintah, BUMN, dan Swasta, sehingga total kontrak yang dikelola sampai dengan akhir tahun 2020 sebesar Rp 65 triliun. Waskita pun terus berusaha mendapatkan proyek-proyek baru agar ke depan menjadi berimbang antara pengembangan bisnis (investasi) dengan proyek-proyek eksternal.

Proyek-proyek eksternal tersebut di antaranya berasal dari Pemerintah, BUMN, Swasta, dan Luar Negeri. Hal itu dilakukan untuk memperkuat arus kas dengan target bisa menyumbang 50 persen terhadap total kontrak baru setiap tahun.

“Proyek yang sifatnya langsung dari eksternal sangat dibutuhkan untuk mendanai fixed cost perseroan setiap tahun,” ucap President Director PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono, Senin (23/11/2020).

Menurut Destiawan, saat ini Waskita juga sedang menyiapkan strategi restrukturisasi utang.

“Strategi pertama kami adalah menyelesaikan permasalahan arus kas akibat mundurnya rencana divestasi sebagai dampak wabah Covid-19 serta alokasi anggaran pemerintah yang diprioritaskan untuk penanganan Covid-19. Kemudian yang kedua adalah menjalankan restrukturisasi utang-utang bertenor pendek menjadi tenor panjang khususnya untuk investasi tol sehingga dapat melonggarkan kredit untuk kepentingan proyek-proyek eksternal,” kata Destiawan Soewardjono.

Strategi Waskita Karya berikutnya menurut Destiawan adalah divestasi beberapa ruas tolnya. Divestasi itu bisa dalam bentuk penjualan seluruh kepemilikan sahamnya di sebuah konsesi ruas tol.

"Selain itu bisa juga melalui reksa dana penyertaan terbatas (RDPT). Kami tetap melanjutkan rencana divestasi setidaknya empat ruas tol dalam waktu dekat. Akibat pandemi Covid-19 pelaksanaannya mundur dari target semula dan kami terus berusaha untuk bisa segera teratasi," ujarnya.