Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah fokus membangun Pelabuhan Patimban yang terletak di Subang, Jawa Barat. Pelabuhan ini diharapkan bisa membantu menurunkan biaya logistik Indonesia yang masih tinggi dibanding beberapa negara di ASEAN.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, jika sudah beroperasi, Pelabuhan Patimban bakal berperan mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok.
"Oleh karena itu kita kembangkan untuk melengkapi Tanjung Priok. Sekarang ini Tanjung Priok sudah 7 juta TEUs (arus peti kemas)," ujar Menhub Budi dalam Webinar Kemenhub 3: Pelabuhan Patimban dan Kinerja Logistik Nasional, Jumat (27/11/2020).
Advertisement
Menurutnya, Pelabuhan Patimban terletak di area yang strategis, melalui daerah di Jawa Barat seperti Cirebon, Subang, Karawang hingga daerah di Jawa Tengah seperti kawasan industri Batang.
Aksesnya juga dilalui oleh jalur kereta api hingga jalan tol. "Jadi nanti ini dikembangkan ini saling mengisi supaya mereka yang di Bekasi Barat, Tangerang, Bogor itu ke Tanjung Priok. Yang Karawang, Subang, Cirebon, Batang itu ke Patimban," jelasnya.
Sebagai informasi tambahan, mengutip data Kemenhub, prediksi volume barang yang dimuat di Pelabuhan Tanjung Priok akan turun terbagi dengan Patimban dari 14,7 juta ton (2019) menjadi 9,2 juta ton (2023).
Lalu, prediksi volume barang yang dibongkar di Pelabuhan Tanjung Priok akan turun terbagi dengan Patimban dari 10,9 juta ton (2019) menjadi 6,8 juta ton (2023). Tentunya semuanya akan terealisasi ketika tol akses Patimban beroperasi.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menko Luhut: Kolaborasi Pelabuhan Patimban-Tanjung Priok Pangkas Biaya Logistik
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, pemerintah berkomitmen untuk mensinergikan Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kolaborasi ini dimaksudkan untuk memangkas biaya logistik di kawasan industri di utara Jawa Barat.
Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Luhur menyebutkan, pemerintah target menurunkan biaya logistik sampai 80 persen terhadap PDB, dan target biaya logistic performance index sebesar 3,5 persen.
Guna mencapai cita-cita tersebut, Luhut mengatakan, pemerintah dan pelaku usaha harus betul-betul berpacu dengan efisiensi.
"Efisiensi ini musti jadi kata kunci kita bekerja. Dalam rangka menghadapi Asean Connectivity 2025, diharapkan Pelabuhan Patimban dapat berkolaborasi dengan Pelabuhan Tanjung Priok," kata Luhut dalam sesi webinar bersama Liputan6.com, Jumat (27/11/2020).
Menurut dia, aksesibilitas kawasan industri di utara Jawa Barat saat ini masih bergantung pada Pelabuhan Tanjung Priok. Letaknya yang tak berdekatan kerap memakan ongkos logistik yang besar, sebab waktu tempuh antara keduanya bisa mencapai 4-5 jam.
"Adapun ketika Pelabuhan Patimban dengan konektivitas melalui jalan tol, diharapkan bisa memangkas jarak tempuh hingga 1 jam saja, sehingga cost of transportasinya juga akan lebih murah," ujar Luhut.
Luhut mengungkapkan, tujuan utama pembangunan Pelabuhan Patimban adalah mengurangi traffic eksisting di Pelabuhan Tanjung Priok, yang mengakomodir 50 persen lebih dari lalu lintas container di Indonesia.
Di samping itu, Pelabuhan Patimban yang terkoneksi dengan jalan tol dapat mengangkat potensi pembangunan 10 kawasan industri sepanjang koridor utara Jawa Barat, dengan proses distribusi yang lebih tinggi dan efisien.
"Pada akhirnya Pelabuhan Patimban dapat mendorong penurunan biaya logistik, khususnya di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah," tutur Luhut.
Advertisement