Sukses

Gaet Lebih Banyak Turis, Pemerintah Siapkan Studi Antropologi Destinasi Wisata Prioritas

Keistimewaan suatu daerah dinilai bisa menjadi daya tarik kedatangan wisatawan dan menggenjot pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menyiapkan studi antropologi di setiap destinasi pariwisata andalan Indonesia. Cara ini sebagai salah satu terobosan demi menarik perhatian wisatawan.

"Kami akan lakukan studi antropologi setiap destinasi itu," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Jumat (27/11/2020).

Pandemi Covid-19 dikatakan telah mengubah pola pikir, gaya hidup dan cara bekerja. Hal ini memerlukan terobosan baru untuk menjawab berbagai tantangan yang ada.

Keistimewaan suatu daerah dinilai bisa menjadi daya tarik kedatangan wisatawan. Dicontohkan destinasi Pulau Komodo yang belakangan ramai diperbincangkan.

"Misalnya Komodo, jangan sampai orang menilai kita moratorium itu, justru kita melindungi Komodo dan menyiapkan lahan yang lebih bagus," tegas Luhut.

Begitu juga dengan lokasi wisata Candi Borobudur. Luhut ingin ini kembali diteliti dan dipersiapkan. Dia tak mau, situs bersejarah ini rusak karena banyak dikunjungi wisatawan.

"Di Borobudur, orang naik turun candi, itu juga kan bikin rusak, bagaimana cara kita memelihara," kata dia.

Hal lain yang tak kalah penting terkait kebersihan dan keamanan di lokasi pariwisata. Menurutnya, dalam kondisi ini dua hal tersebut sangat penting. "Utamakan kebersihan semua tempat karena ini menyangkut keamanan," kata dia.

Saksikan Video Ini

2 dari 2 halaman

Pengusaha Sektor Pariwisata Ingin Ada Libur Akhir Tahun

Industri pariwisata disebut mulai menunjukkan geliatnya baru-baru ini. Hal tersebut diungkapkan Menteri Pariwisata Wishnutama Kusubandio dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang berlangsung hari ini.

Wishnutama menyampaikan, dalam kunjungan kerjanya di Bali, ia mencatat occupancy rate di Benoa dan Nusa Dua mulai mengalami peningkatan dibandingkan beberapa waktu lalu.

Melihat situasi tersebut, pelaku usaha sektor pariwisata, khususnya di Bali, menginginkan adanya liburan akhir tahun. “Para pelaku pariwisata di sini sangat betul-betul berharap dengan liburan akhir tahun" ujar dia, Jumat (27/11/2020).

"Karena menurut beliau Bali dan beberapa destinasi, mereka juga berharap betul pariwisata itu bisa kebantu di akhir tahun ini sebenarnya. Karena booking-an nya juga sangat banyak. Ini juga butuh bantuan Pak Luhut agar ada kesempatanlah gitu untuk para pelaku pariwisata ini untuk bangkit Pak Luhut," sambung Wishnutama.

Wishnutama menjabarkan, tingkat occupancy rate dari booking sejumlah hotel di Benoa telah mencapai 80 persen untuk bulan Desember. Sementara di Nusa Dua sekitar 40 persen.

“Jadi sebetulnya sudah menggeliat pak per hari ini. Tapi ini akan bertambah terus kan pak booking-an hotel. Artinya pariwisata kita sebetulnya sangat menjanjikan,” kata dia.