Liputan6.com, Jakarta Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menyampaikan beberapa rekomendasi pengembangan Pelabuhan Patimban yang terletak di Subang, Jawa Barat.
Salah satu rekomendasi, pembuatan suatu jalur khusus bagi truk pengangkut barang atau logistik dari dan menuju Pelabuhan Patimban. Hal ini dinilai penting untuk mengurangi kemacetan di tol akses pelabuhan.
Baca Juga
"Selama ini kita lihat di Tanjung Priok, kalau lebaran, libur, truk juga harus ikut libur. Nah kalau Patimban ada kami sangat nantikan supaya terintegrasi dengan jalur khusus truk," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan dalam Webinar Kemenhub 3: Pelabuhan Patimban dan Kinerja Logistik Nasional, Jumat (27/11/2020).
Advertisement
Penyediaan jalur khusus tersebut nantinya dapat diintegrasikan dengan pemanfaatan jalur tol yang tersedia dan terhubung dengan kawasan industri.
Dengan begitu, akses dari dan menuju Pelabuhan Patimban bisa lebih bebas kepadatan serta turut meningkatkan produktivitas perusahaan logistik.
Selain itu, Aptrindo juga merekomendasikan agar aktivitas pelabuhan Patimban tidak hanya fokus pada industri otomotif.
Namun juga industri lainnya, mengingat industri di Jawa Barat dan jalur yang dilalui akses Patimban tidak hanya industri otomotif saja.
"Sehingga nanti tingkat penggunaan pelabuhan akan tinggi dan berpotensi meningkatkan angkutan barang dan ke pelabuhan," jelas dia.
Saksikan Video Ini
Tersambung Tol, Segini Hitungan Waktu Tempuh Angkutan Barang ke Pelabuhan Patimban
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyoroti aksesibilitas kawasan industri di utara Jawa Barat yang saat ini masih bergantung pada Pelabuhan Tanjung Priok.
Menurutnya, ketergantungan tersebut membuat ongkos logistik menjadi lebih besar, sebab volume lalu lintas tinggi kerap membuat waktu tempuh menuju Tanjung Priok bisa mencapai 4-5 jam. Menindaki hal tersebut, pemerintah kini tengah mengembangkan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Diharapkan pelabuhan baru tersebut bisa menekan ongkos logistik yang selama ini kerap terbuang akibat kemacetan panjang.
"Adapun ketika Pelabuhan Patimban dengan konektivitas melalui jalan tol, diharapkan bisa memangkas jarak tempuh hingga 1 jam saja, sehingga cost of transportasinya juga akan lebih murah," ujar Luhut dalam sesi webinar Pelabuhan Patimban dan Kinerja Logistik Nasional Liputan6.com dan Kemenhub, Jumat (27/11/2020).
Senada, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, Pelabuhan Tanjung Priok secara jarak memang lebih dekat dari kawasan industri seperti di Bekasi dan Karawang.
Namun jika melihat secara waktu, memang akan lebih cepat yang ke arah Pelabuhan Patimban.
"Walaupun dari sisi jaraknya ke Tanjung Priok lebih cepat, namun dengan melihat kepadatan yang saat ini sudah terjadi dari mulai Karawang-Bekasi ke arah Tanjung Priok," kata Budi.
"Tentunya nanti dari kawasan industri atau bangkitan-bangkitan dari sekitar produk logistik yang ada di sekitar Bekasi, Karawang, itu nanti akan lebih banyak ke Patimban. Walaupun dari sisi jarak 100 km, tapi dari sisi waktu akan lebih pendek," tambahnya.
Dalam hal ini, Budi mengamati kemacetan parah yang kerap terjadi di Tol Jakarta-Cikampek ke arah Jakarta dari kawasan Bekasi dan Karawang. Menurutnya, truk-truk angkutan barang secara jumlah kalah besar dengan kendaraan pribadi yang memadati ruas tol tersebut.
"Dengan demikian maka opsi terbaik, kami akan sampaikan dengan menggunakan Pelabuhan Patimban. Memang dari sisi jarak 100 km, namun dari sisi waktu, kalau lalinnya normal, itu bisa dicapai dengan sekitar 2 jam. Kalau cukup padat bisa sekitar 3 jam," jelasnya.
"Seandainya jalan tol terbangun dengan jarak perkiraan sekitar 77 km, itu akan lebih efektif lagi dari sisi waktu, itu bisa 1,5 jam dari kawasan industri di Bekasi dan Karawang ke Pelabuhan Patimban," dia menandaskan.
Advertisement