Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran teknologi tidak dipungkiri memudahkan individu untuk meningkatkan penghasilan dengan pekerjaan sampingan atau freelance yang menguntungkan. Walaupun freelance di Amerika Serikat dari kalangan segala usia mendapatkan pertumbuhan gaji besar, freelancer muda di seluruh Asia juga pertumbuhan tinggi juga.
Berdasarkan data Indeks Ekonomi Global, freelance di AS mengalami pertumbuhan terbesar di 2019, dengan pendapatan pekerja freelancer naik 78 persen dari tahun ke tahun.
Laporan studi tersebut data dari lebih dari 300.000 pekerja lepas dalam jaringan Payoneer, seperti mengutip CNBC Make it, Selasa (1/12/2020).
Advertisement
Amerika setelah itu diikuti oleh Inggris dan Brasil, yang masing-masing mengalami lonjakan pendapatan pekerja sampingan atau freelance selama 2019, masing-masing naik 59 persen dan 48 persen. Tetapi wilayah Asia yang justru mengalami pertumbuhan terbesar, dengan tingkat pendapatan naik sebesar 148 persen di empat negara.
Data tersebut dipimpin oleh Pakistan, yang mengalami peningkatan 47 persen pada 2018. Selain itu, Filipina, India dan Bangladesh menjadi negara yang bergabung di daftar 10 besar.
Berikut adalah daftar 10 pasar freelance terbaik pada tahun 2019 berdasarkan pertumbuhan pendapatan dari tahun ke tahun.
10 Negara Terbaik untuk freelancer:
1. Amerika Serikat - 78 persen
2. Inggris - 59 persen
3. Brazil - 48 persen
4. Pakistan - 47 persen
5. Ukraina - 36 persen
6. Filipina - 35 persen
7. India - 29 persen
8. Bangladesh - 27 persen
9. Rusia - 20 persen
10. Serbia - 19 persen
Pergeseran Tenaga Kerja
Menurut wakil presiden dan kepala regional di Payoneer, Iain McNiccol, peningkatan pendapatan selama beberapa tahun kebelakang inidisebabkan oleh pertumbuhnya pandangan kelayakan dari pekerjaan freelance tersebut.
"Kami melihat semakin banyak profesional meninggalkan pekerjaan mereka untuk bergabung dalam pekerjaan freelance”."Baik itu jam kerja yang fleksibel, tidak adanya pengawasan manajer atau keinginan untuk membangun bisnis sendiri, pekerja tidak lagi merasa perlu untuk terikat dengan perusahaan mereka," ujar McNiccol.
Reporter: Yoga Senjaya Putra
Advertisement