Sukses

Bakal Saingi Fintech, Apa Itu Neobank?

Neobank merupakan dasarnya bank digital yang dari sisi operasional full online atau digital tanpa jaringan cabang fisik tradisional

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona memang berdampak luar biasa. Dampak yang paling terlihat, dari sisi ekonomi. Banyak perusahaan gulung tikar atau melakukan PHK.Di sisi lain, pandemi mempercepat proses digitalisasi. Digitalisasi yang seharusnya baru berkembang pesat beberapa tahun mendatang, kini telah tiba.

Tengok saja laporan tahun kelima e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company mengungkap perkembangan ekonomi digital Indonesia. Ekonomi internet tanah air secara keseluruhan diperkirakan bernilai alias gross merchandise value (GMV) USD 44 miliar atau Rp 624,62 triliun (kurs 14.196 per dolar AS).

E-commerce naik 54 persen menjadi USD 32 miliar pada tahun 2020, dari USD 21 miliar pada tahun 2019. Pertumbuhan momentum e-commerce di Indonesia juga tercermin dari peningkatan lima kali lipat jumlah supplier lokal yang mencoba berjualan online karena pandemi.

Merespons hal tersebut, kini ada yang disebut dengan neobank. Neobank merupakan bank yang beroperasi secara digital penuh, tanpa kehadiran kantor cabang.

Neobank pada dasarnya bank digital yang dari sisi operasional full online atau digital tanpa jaringan cabang fisik tradisional. Neobank pertama kali menjadi populer pada tahun 2017, untuk menggambarkan penyedia jasa keuangan berbasis financial technology (fintech) yang menantang bank tradisional.

Jumlah pemain fintech pun makin menjamur. Mulai dari penyedia kredit, dompet digital, hingga toko online yang sebagian besar memberikan kemudahan proses approval dengan cepat. Untuk memanfaatkan layanan fintech pun semakin mudah, semudah memencet berbagai aplikasi di ponsel.

Tentu, bank konvensional tak tinggal diam. Sejumlah bank besar telah bertransformasi memberikan layanan sejenis fintech, melalui platform digital banking yang dapat diakses melalui ponsel.

Bank Mandiri misalnya memiliki produk dan layanan yang dapat disebut neobank, yakni Mandiri Online. Boleh dibilang, neobank Mandiri adalah financial technology (fintech) tapi dengan badan usaha perbankan.

Secara fitur tak kalah dengan fintech. Secara regulasi, mengikuti aturan perbankan yang terkenal ketat. Jadi para nasabah tak perlu khawatir, lantaran mitigasi risiko perbankan di Indonesia sangat ketat.  

Ekonom INDEF Aviliani menyebutkan, kemunculan neobank siap menyaingi bisnis dan pasar perusahaan keuangan berbasis teknologi (fintech). Neo bank menawarkan berbagai layanan keuangan bank, namun serba digital tanpa harus ke kantor cabang.

Menurut Avi, sapaan karib Aviliani, neobank di masa depan bisa menyaingi fintech karena memiliki banyak kelebihan. Neobank tidak hanya bisa memberikan layanan pembayaran atau pinjam meminjam saja seperti fintech, namun bisa keduanya sekaligus layaknya bank tradisional. Proses dan layanannya dilakukan secara digital yang cepat, mudah, dan praktis seperti keunggulan fintech dari bank tradisional.

Selain itu, neobank sangat bisa menyaingi fintech karena unggul dalam hal penghimpunan dana, sementara hal ini tidak dimiliki fintech. Fintech tanpa kerja sama dengan bank tidak akan mudah. Terlihat fintech ini meski banyak sekarang, tapi mereka tidak bisa cepat besar. Sementara neo bank sangat mungkin menjadi besar karena sistem dasarnya berupa bank yang bisnisnya sudah lazim di masyarakat.

"Hanya saja, tantangannya, yaitu modal atau investasi untuk pengembangan sistem. Investasi ini ada yang mampu, ada yang masih cari," tutur Avi dikutip Selasa (1/12/2020). 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Infrastruktur

Sementara dengan infrastruktur yang komplet, neobank Bank Mandiri memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah untuk melakukan transaksi. Dari sisi kebutuhan finansial sampai kebutuhan hidup secara digital. Mulai dari financial related sampai ke kebutuhan hidup, secara digital tanpa memerlukan pertemuan fisik dengan penjual atau penyedia jasa.

Dengan kehandalan sistem teknologi informasi dan keamanan data sistem perbankan dan kecepatan transaksi, Mandiri Online bisa menjadi pilihan milenial Terlebih Bank Mandiri mempunya banyak anak usaha dengan beragam bisnis. Semuanya terkoneksi di layanan Mandiri Online.

Sebut saja, ingin berinvestasi seperti beli saham dan reksadana ada Mandiri Sekuritas atau Mandiri Investasi. Ingin punya motor atau mobil ada Mandiri Tunas Finance dan Mandiri Utama Finance. Beli asuransi tinggal klik AXA Mandiri. Pengen jadi pengusaha tapi modal cekak? Tenang, dirikan perusahana rintisan (start up) lalu mengajukan permodalan ke Mandiri Capital Indonesia.

Tak cuma itu, Bank Mandiri meluncurkan layanan open bank, Mandiri Application Programming Interface (API). Layanan ini mempermudah nasabah mitra perusahaan teknologi, mengintegrasikan produk dan layanan Bank Mandiri dalam proses bisnis mereka.

Dengan adanya layanan ini, kerja sama melalui platform digital mitra baik e-commerce, fintech, start-up, dan korporasi lain akan semakin mudah dilakukan. Mitra bisnis dapat menikmati keleluasaan melakukan pengujian dan implementasi berbagai layanan perbankan Bank Mandiri dalam platform digital mitra.

Regulator sendiri, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan juga berencana menyusun regulasi soal neobank. Kepala OJK Institute Agus Sugiarto mengatakan, regulasi tersebut disusun dengan mempertimbangkan aspek kestabilan industri jasa keuangan dan ekosistem inovasi industri.

"Aturan terkait dengan neobank harus dapat tetap menjaga kestabilan sistem keuangan, membantu pertumbuhan ekonomi, sekaligus mampu memberi mereka ruang untuk berinovasi," kata Agus.