Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak lebih dari 2 persen pada hari Selasa, rebound dari level terendah lima bulan di sesi terakhir. Investor bertaruh dengan stimulus AS menambah daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi.
Dikutip dari CNBC, Rabu (2/12/2020), harga emas di pasar spot naik 2,1 persen menjadi USD 1,814,99 per ounce. Emas berjangka AS ditutup naik 2,1 persen menjadi USD 1,818,90.
Harga emas jatuh ke USD 1,764.29 pada hari Senin. Terendah sejak 2 Juli, didorong oleh serbuan ke aset berisiko.
Advertisement
"Kami melihat emas merebut kembali level USD 1.800 dan banyak dari itu berkaitan dengan melemahnya perdagangan dolar," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
"Pelepasan perdagangan emas telah berjalan dengan sendirinya dan kami cenderung melihat lebih banyak upaya dari Kongres AS untuk mendukung perekonomian," tambahnya.
Harga emas lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lain. Dolar jatuh karena ekspektasi lebih banyak stimulus AS. Dalam pidato yang dirilis pada hari Senin, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyoroti tantangan produksi dan distribusi massal sebelum dampak ekonomi dari vaksin menjadi jelas.
The Fed akan tetap cukup akomodatif, kata Moya dari OANDA. Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah meningkat lebih dari 19 persen tahun ini, dibantu oleh stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membantu ekonomi yang dilanda virus corona.
"Bagian bawah adalah emas sekarang dan kami melihat harga emas di USD 2.000 tahun depan," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
"Harga emas sebenarnya sekarang dalam rezim baru dengan vaksin kemungkinan katalisator untuk ekspektasi inflasi yang lebih tinggi karena ekonomi pulih, mendukung harga emas dalam jangka panjang, terutama di tengah suku bunga riil yang lebih rendah," tambah Ghali.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Emas Sempat Jeblok
Harga emas turun ke level terendah dalam lima bulan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Harga logam mulia ini berada di jalur penurunan bulanan terburuk dalam empat tahun.
Penekan harga emas adalah optimisme uji coba vaksin Corona Covid-19 yang bisa mendorong pemulihan ekonomi di dunia. Hal ini akan mengurangi daya tarik instrumen investasi lindung nilai seperti emas.
Mengutip CNBC, Selasa (1/12/2020), harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD 1.773,56 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak 2 Juli di USD 1.764,29 per ounce. Sepanjang bulan November harga emas telah merosot 5,6 persen.
Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4 persen menjadi USD 1.780,10 per ounce.
"Investor meninggalkan emas karena merasa bahwa vaksin akan membuka pasar di beberapa titik dan sepertinya transisi akan berjalan dengan tertib," kata Direktur Pelaksana RBC Wealth Management, George Gero.
“Ini akan menjadi jalan yang panjang untuk mendapatkan kenaikan harga emas karena tampaknya tidak ada kebutuhan untuk tempat berlindung saat ini.” tambah dia.
Penurunan harga emas ini tetap terjadi meskipun nilai tukar dolar AS melemah, yang mencapai level terendah dalam dua setengah tahun.
Prospek pemulihan ekonomi yang didorong oleh vaksin Corona Covid-19 di tahun depan telah menempatkan bursa saham di jalur memecahkan rekor bulanan.
Data juga menunjukkan bahwa aktivitas pabrik China berkembang pada laju tercepat dalam lebih dari tiga tahun pada bulan November. Hal ini mendorong investor memburu instrumen berisiko.
Investor saat ini tengah menunggu pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell di depan Konggres AS.
Advertisement