Sukses

BI Prediksi Transaksi E-Commerce Tembus Rp 337 Triliun di 2021

Transaksi e-commerce pada 2021 akan mampu mencapai Rp 337 triliun atau meningkat dari proyeksi tahun ini sebesar Rp 253 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia memproyeksikan transaksi digital pada 2021 akan meningkat tajam. Hal ini seiring dengan tren digitalisasi yang terakselerasi selama pandemi covid-19 berlangsung.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, transaksi e-commerce pada 2021 akan mampu mencapai Rp 337 triliun. Meningkat dari proyeksi tahun ini sebesar Rp 253 triliun.

“Pada 2021 nilai transaksi e-commerce akan mencapai Rp337 triliun," ujar dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020: Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi, Kamis (3/12/2020).

Sementara, transaksi uang elektronik pada tahun depan diprediksi akan mencapai Rp 266 triliun. Sedangkan digital banking diperkirakan memiliki potensi transaksi lebih dari Rp 32.000 triliun.

Sebelumnya, Perry juga menyampaikan stabilisasi sistem keuangan yang tetap terjaga, intermediasi perbankan yang akan membaik, dan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit masing-masing akan tumbuh 7 sampai 9 persen pada 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Ekonomi Digital Indonesia Bisa Tembus Rp 1.736 Triliun di 2025

Laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan total pertumbuhan ekonomi internet di Indonesia pada tahun 2020 mencapai USD 44 miliar.

Sementara, pada tahun 2025 nanti ekonomi internet diperkirakan mampu menembus USD 124 miliar atau Rp 1.736 triliun (estimasi kurs 14.000 per dolar AS).

"Memadukan analisis Google Trends, Temasek, dan Bain & Company serta sumber dari industri dan wawancara dengan pakar, laporan tahun ini menunjukkan ekonomi digital Indonesia terus bertumbuh dua digit, dipimpin oleh e-commerce dan media online," ujar Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf dalam webinar Laporan e-Conomy SEA 2020 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, Selasa (24/11/2020).

Randy mengatakan, e-commerce memegang kunci utama terhadap tren positif ekonomi internet Indonesia di masa pandemi Covid-19. Tercatat, pendapatan e-commerce mengalami kenaikan hingga 54 persen menjadi 32 miliar USD pada 2020, dari 21 miliar USD pada 2019.

"Momentum pertumbuhan e-commerce di Indonesia juga tercermin dari peningkatan 5x lipat jumlah supplier lokal yang mencoba berjualan online karena pandemi Covid-19," jelas dia.

Kemudian, media online juga menunjukkan pertumbuhan positif sejauh ini pada 2020, dengan nilai 4,4 miliar USD atau naik 24 persen dari 3,5 miliar USD pada 2019. Sehingga diyakini akna berkontribusi besar terhadap peningkatan realisasi ekonomi internet pada tahun ini.

"Bahkan, sektor ini diperkirakan akan terus bertumbuh sebesar 18 persen menjadi 10 miliar USD pada 2025 nanti," tutupnya. 

3 dari 4 halaman

Indonesia jadi Pasar Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara

Sebelumnya, laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company menyebut Indonesia merupakan pasar ekonomi digital atau ekonomi internet terbesar di Asia Tenggara, tercatat  37 persen konsumen digital menggunakan layanan baru karena adanya pandemi covid-19.

Partner and Leader dari Southeast Asia Private Equity Practice di Bain & Company Alessandro Cannarsi, mengatakan pada 2020, lebih dari sepertiga konsumen layanan digital di Asia Tenggara mulai menggunakan layanan online baru karena covid-19, termasuk Indonesia.

Lebih dari setengah konsumen digital baru di tanah air yakni 56 persen berasal dari daerah non-metro dan 93 persen dari mereka berkata akan terus menggunakan setidaknya satu layanan digital setelah pandemi berakhir.

“Indonesia tetaplah pasar ekonomi internet terbesar di Asia Tenggara dan menjadi medan persaingan utama bagi platform-platform teknologi,” kata Cannarsi dalam Laporan e-Conomy SEA 2020, Selasa (24/11/2020).

Oleh sebab itu, menurut Cannarsi konsumen baru sangat siap untuk menjadi pendorong utama inovasi digital di kawasan ini. Meski masih terlalu dini untuk memastikan hasilnya, dirinya memperkirakan pertumbuhan dan percepatan akan terus berlanjut di sektor digital service dalam beberapa tahun ke depan.

“Covid-19 telah mengubah cara hidup banyak orang di Asia Tenggara, dan perkembangan sektor layanan keuangan digital, HealthTech, dan EdTech diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di tengah masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, pendanaan pun tetap solid di Indonesia, dengan dibukukannya 202 kesepakatan investasi senilai USD 2,8 miliar selama paruh pertama 2020, dibandingkan total USD 3,2 miliar dari 355 kesepakatan investasi sepanjang tahun 2019.

Senada dengan Cannarsi, Chief Investment Strategist, Temasek, Rohit Sipahimalani, mengatakan pihaknya masih melihat potensi yang besar dari ekonomi internet Indonesia, dengan pertumbuhan yang didorong oleh besarnya jumlah pengguna internet yang sangat aktif dan bahkan semakin aktif menggunakan internet karena pandemi.

“Selain itu, banyaknya pengguna baru teknologi berbasis internet serta e-commerce memunculkan prospek untuk usaha-usaha baru di Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan untuk usaha yang sudah ada,” kata Rohit.

Demikian pihaknya juga terus melihat adanya peluang-peluang investasi pada ekonomi internet Asia Tenggara, yang sejalan dengan tren struktural untuk mendorong kemajuan sosial dengan memanfaatkan teknologi.

“Bersama dengan swasta, pemerintah, dan masyarakat, kami berkomitmen untuk turut membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan di Asia Tenggara,” pungkas Rohit. 

4 dari 4 halaman

infografis e-commerce