Liputan6.com, Jakarta Pihak Bank BCA meminta maaf atas kejadian permasalahn teknis di salah satu mesin ATM yang sempat viral di media sosial. Dalam video viral tersebut, layar di atas mesin ATM menampilkan aktivitas nasabah yang tengah menggunakan mesin ATM.
"Sehubungan dengan informasi di sosial media Twitter mengenai tampilan layar ATM yang ada di atas mesin ATM, kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," kata Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F Haryn, Jumat (4/12/2020).
Hera menjelaskan, dalam kejadian tersebut, terdapat permasalahan teknis dan pihak BCA langsung melakukan pengecekan ke lokasi, mematikan sementara mesin ATM tersebut untuk segera dilakukan perbaikan.
Advertisement
"Sejak pagi (2/12/2020), mesin ATM tersebut sudah kembali normal dan dapat digunakan kembali untuk melakukan transaksi finansial nasabah," tegasnya.
Sebagai informasi, BCA senantiasa melakukan preventive maintenance secara rutin di 17.415 ATM yang tersebar di wilayah Indonesia.
"Kami juga mengapresiasi inisiatif nasabah yang melakukan pelaporan sehingga kami dapat menindaklanjutinya," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Di Tengah Pandemi, Aset BCA Tembus Rp 1.003 Triliun
PT Bank Central Asia Tbk atau BCA mencatat 33 juta transaksi per hari selama Januari-September tahun 2020, meningkat dari 26 juta transaksi per hari pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Pada sembilan bulan pertama 2020 mencatat Current Account and Saving Account (CASA) tumbuh 16,1 persen YoY mencapai Rp 596,6 triliun, sehingga menghasilkan total dana pihak ketiga dengan pertumbuhan sebesar 14,3 persen YoY menjadi Rp 780,7 triliun,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, dalam konferensi pers Paparan Kinerja BCA Triwulan III 2020, Senin (26/10/2020).
Sementara itu, deposito berjangka meningkat sebesar 8,8 persen YoY mencapai Rp184,1 triliun. Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga yang solid tersebut telah mendukung pertumbuhan total aset BCA menembus level seribu triliun atau tepatnya Rp 1003,6 triliun, meningkat 12,3 persen YoY.
Lanjutnya, franchise perbankan transaksi BCA yang didukung oleh besarnya jumlah nasabah dan pengembangan berbagai layanan digital, telah memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti Bank. CASA memberikan kontribusi sebesar 76,4 persen dari total dana pihak ketiga.
“Kami terus melihat perkembangan yang pesat pada jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking,” ujarnya.
Untuk laporan laba rugi, terlepas dari pertumbuhan stagnan pada pendapatan bunga, BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 9,0 persen YoY menjadi Rp40,8 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2020, terutama ditopang oleh beban bunga yang rendah.
BCA telah menurunkan suku bunga berbagai produk pendanaan, sejalan dengan kebijakan suku bunga rendah dari Bank Indonesia. Pendapatan selain bunga tercatat sebesar Rp15,1 triliun, meningkat 3,0 persen YoY.
“Total pendapatan operasional selama sembilan bulan pertama tahun 2020 mencapai sebesar Rp 55,9 triliun, tumbuh 7,3 persen YoY. Beban operasional tercatat sebesar Rp22,1 triliun atau turun sebesar Rp 216 miliar dibanding tahun lalu,” jelasnya.
Sejalan dengan hal ini, provisi dan pajak (PPOP) meningkat sebesar Rp4,0 triliun atau 13,5 persen menjadi Rp33,8 triliun dan dapat menjadi penyangga atas meningkatnya biaya pencadangan.
BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp9,1 triliun, meningkat sebesar Rp5,6 triliun (160,6 persen) YoY, sejalan dengan peningkatan risiko penurunan kualitas kredit. Secara keseluruhan, laba bersih turun Rp 886 miliar atau 4,2 persen YoY menjadi Rp20,0 triliun.
“Kedepannya, kami memperkirakan akan lebih banyak lagi transaksi non-tunai dan tanpa kartu yang akan menjadi bagian signifikan dalam kehidupan normal baru. BCA akan terus berinovasi menyiapkan berbagai inisiatif untuk mendukung kebutuhan nasabah terkini,” pungkasnya.
Advertisement