Sukses

Arus Mudik dan Balik Libur Natal serta Tahun Baru Terjadi dalam 2 Gelombang

Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan terhadap 1.634 responden menunjukkan, 73 persen responden memutuskan untuk tidak pergi mudik.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menyampaikan prediksi arus mudik dan arus balik Natal dan Tahun Baru 2021. Prediksi tersebut berdasarkan hasil rapat koordinasi antar instansi yang telah dilakukan dan pengumuman perubahan jangka waktu libur akhir tahun.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menjelaskan, akan terdapat dua gelombang arus mudik dan arus balik pada libur Natal dan Tahun Baru. Fase pertama dimulai dari tanggal 24 hingga 27 Desember, dengan arus mudik mulai tanggal 23 hingga 24 Desember dan arus balik di tanggal 27 Desember.

Untuk fase kedua antara 31 Desember hingga 3 Januari 2021, dengan arus mudik antara 30 hingga 31 Desember, lalu arus baliknya tanggal 3 Januari, di hari Minggunya," ujar Budi dalam konferensi pers virtual, jumat (4/12/2020).

Budi melanjutkan, untuk persiapan natal dan tahun baru ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa instansi pendukung, terutama, TNI/Polri, Basarnas hingga BNPB dan BMKG terutama untuk potensi adanya cuaca ekstrim.

Menurut BMKG, terdapat curah hujan tinggi di beberapa daerah sehingga air sungai naik ke permukaan dan menyebabkan banjir dan menghambat beberapa jalan nasional dan jalan provinsi.

"Kita dengarkan untuk antisipasi apa yang harus disiapkan untuk nataru nanti. Kegiatan penanganan ini kami melibatkan beberapa institusi pemerintah terutama Kepolisian," ujar Budi.

Kemudian, hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan terhadap 1.634 responden menunjukkan, 73 persen responden memutuskan untuk tidak pergi mudik.

"Mudah-mudahan masyarakat semakin sadar karena sekarang saatnya kurang tepat melakukan perjalanan, mungkin karena waktu, lalu karena adanya Covid-19," tandas Budi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Survei Kemenhub: 73 Persen Masyarakat Pilih Tak Mudik Akhir Tahun

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan menyampaikan hasil survei soal keputusan mudik di libur akhir tahun.

Dari 1.634 sampel, hasil survei yang dilakukan secara online ini menunjukkan, 73 persen responden memilih untuk tidak mudik akhir tahun ini. Sisanya, 27 persen masih akan melakukan mudik.

"Kita bersyukur, karena masyarakat sudah tahu kenapa nggak mudik, karena masalah waktu dan juga karena Covid-19, mudah-mudahan masyarakat semakin sadar," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam konferensi pers virtual, Jumat (4/12/2020).

Kemudian, survei juga menunjukkan sebanyak 40 persen responden memilih pergi karena memang ingin pulang ke kampung halaman. Lalu, 12 persen ke rumah saudara, 11 persen ke lokasi wisata dan 37 persen lainnya.

Untuk daerah asal keberangkatan, sebanyak 31,64 persen responden memulai perjalanan dari Jabodetabek.

"Kemudian, tujuan perjalanan paling banyak itu sama tiap tahun, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat," jelas Budi.

Kendati hasil survei menunjukkan masyarakat kemungkinan besar akan menahan perjalanan, Budi mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, terutama TNI, Polri hingga BMKG untuk memastikan kesiapan angkutan natal dan tahun baru 2021 (nataru), terutama dalam prediksi cuaca.

"Kemarin di beberapa daerah curah hujan tinggi, sungai naik ke permukaan sehingga ada beberapa jalan nasional, provinsi nggak bisa dilalui karena banjir. Jadi kita dengarkan BMKG untuk antisipasi," ujar Budi.

Selain itu, pihaknya juga mempersiapkan pembatasan operasional angkutan barang saat nataru. Kemenhub juga terus berkoordinasi dengan Kepolisian untuk meningkatkan keamanan di sekitar rest area, antisipasi banjir dan longsor hingga persiapan armada bus dan penyebrangan jika jumlah pemudik melonjak dari prediksi.

"Dan yang terpenting ini, masih berlanjut terus masalah Covid-19, nanti akan ketat sekali masyarakat yang nggak taat, selain masalah lalu lintas namun juga penegakan protokol Covid-19," jelas Budi.