Sukses

Meski Dikepung Krisis, Puan Sebut Pengusaha Selalu Bisa Temukan Kesempatan

Krisis ekonomi bisa melahirkan pengusaha-pengusaha baru yang biasanya lebih tangguh, karena tumbuh dalam tempaan krisis atau masa sulit.

Liputan6.com, Jakarta - Krisis umumnya memberi dampak kekacauan perekonomian negara. Namun, disaat yang bersamaan juga melahirkan pengusaha-pengusaha baru yang biasanya lebih tangguh, karena tumbuh dalam tempaan krisis atau masa sulit.

Sama halnya dengan krisis pandemi covid-19 kali ini. Meski ekonomi sempat ambruk pada kuartal II-2020, namun sejumlah sektor lainnya justru mengalami akselerasi. Seperti telekomunikasi dan industri yang berkaitan dengan penyediaan layanan kesehatan.

“Saya yakin, yang namanya pengusaha adalah yang selalu bisa menemukan kesempatan di tengah kesulitan, yang bisa membuka jendela peluang baru untuk beradaptasi dengan situasi,” ujar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani dalam Markplus Conference, Rabu (9/12/2020).

Puan melihat, semakin besar tantangannya, maka semakin besar pula peluangnya. “Dari jendela peluang itu selalu saja kalau yang namanya dunia usaha itu selalu OKB yaitu optimis kreatif dan berani berinovasi,” sambung dia.

Ada dua hal yang disebutkan Puan sebagai alasan mengapa kelahiran inovasi-inovasi baru menjadi penting. Pertama, sebagai solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi.

“Seperti inovasi vaksin yang dibutuhkan untuk mengatasi pandemi covid-19. Atau inovasi digital yang menjadi solusi bagi UMKM agar tetap bisa bertransaksi berusaha di tengah PSBB,” jelas Puan.

Kedua, lanjut dia, sebagai sumber energi positif. Menurutnya, di tengah berbagai tantangan yang membawa energi negatif, maka harus dipasok dengan energi positif agar tetap seimbang.

“Kita pasti harus akan energi positif. Haus untuk berita baik, seperti tentang lahirnya inovasi baru dan Insyaallah kelahiran satu inovasi dapat menjadi pemicu lahirnya ribuan inovasi lainnya dari putra dan putri Indonesia,” pungkas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Menakar Efek Pilkada untuk Dongkrak Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19

Sebanyak 270 daerah menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020. Rinciannya 9 daerah menggelar pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Kemudian 37 daerah menggelar pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Dan 224 daerah menggelarpemilihan Bupati dan Wakil Bupati.

Namun, Ekonom sekaligus Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah menegaskan perhelatan Pilkada serentak pada hari ini belum mampu memperbaiki tingkat konsumsi, khususnya oleh kalangan menengah atas. Maka, dipastikan pesta demokrasi ini tidak membawa dampak besar bagi proses pemulihan ekonomi nasional.

"Pilkada tidak akan membuat kelompok menengah atas kembali konsumsi. Maka, perekonomian juga belum meningkat drastis untuk pulih," tuturnya saat dihubungi Merdeka.com, Rabu (9/12).

Piter mengatakan, penyelenggaraan Pilkada di masa kedaruratan kesehatan akibat Covid-19 memaksa munculnya keterbatasan untuk melakukan aktivitas sosial maupun ekonomi.

Menyusul tingginya kekhawatiran akan aspek kesehatan oleh kelompok menengah atas. Walhasil mereka lebih memilih menunda konsumsinya sampai pandemi ini bisa diatasi sepenuhnya.

"Selama masih ada pandemi kelompok menengah atas masih khawatir akan kesehatan mereka. Sehingga mengurangi aktivitas sosial ekonomi maka konsumsi tetap akan menurun, demikian juga perekonomian," terangnya.

Untuk itu, dia meminta pemerintah dan otoritas terkait lebih ketat dalam melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan pada seluruh rangkaian kegiatan Pilkada di seluruh wilayah Indonesia. Tujuannya untuk menekan penyebaran virus Covid-19 juga memperbaiki tingkat kepercayaan masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas sosial ataupun ekonomi di masa kedaruratan kesehatan ini.

"Apalagi, selama ini tingkat konsumsi utamanya digerakkan oleh kelompok menengah atas. Khususnya untuk barang-barang bersifat sekunder dan tersier," ucap Piter mengakhiri.

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama KSP, Donny Gahral Adian mengklaim persiapan Pilkada yang akan berlangsung pada 9 Desember 2020 sudah siap. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 dia menilai seluruh persiapan sudah dilakukan.

"Saya kira sudah lebih dari siap. Semua persiapan sudah dilakukan. Protokol kesehatan yang menjadi acuan utama juga sudah dilaksanakan," kata Donny saat dihubungi, Selasa (8/12).

Dia juga berharap Pilkada nanti akan lebih baik. Sehingga tidak ada persoalan yang ada di lapangan.

"Kita berharap demikian, apa yang berlangsung besok bisa lebih baik. Tidak ada persoalan apapun dan semoga ini juga menandakan kita sudah dewasa dalam berdemokrasi," ungkap. 

3 dari 3 halaman

Infografis Indonesia Masuk Resesi Ekonomi