Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengungkapkan bahwa ia berencana untuk menggandeng perusahaan pengembang vaksin Covid-19 asal Amerika Serikat yaitu Novavax. Vaksin NVX-CoV2373 yang sedang dikembangkan Novavax itu saat ini masih dalam uji klinis tahap 3 dan di diharapkan dapat selesai di awal kuartal I 2021.
"Dari inventor lain yang sudah ada harapan pasti, kita ada Novavax yang sudah dekat sebenarnya. Kemarin komunikasi kita ke Kemenkes telat, jadi tidak masuk ke dalam list 6 Kandidat Vaksin itu," Kata Honesti dalam acara Markplus Conference 2021, Rabu (9/12).
Honesti menjelaskan, Bio Farma sudah mendapatkan komitmen dari Novavax terhadap pengadaan 30 juta dosis vaksin. Oleh sebab itu, pihaknya bukan hanya mendiskusikan hal ini dengan Kemenkes, namun juga dengan pengembang vaksin lainnya yaitu Pfizer dan AstraZeneca.
Advertisement
"Kita lagi berusaha untuk segera memasukkan Novavax ke dalam list karena kita sudah dapat semacam komitmen untuk 30 juta dosis dari Novavax," ujarnya.
Setelah berdiskusi dengan Pfizer dan AstraZeneca, dia berjanji segera menginformasikan kepada masyarakat terkait jumlah dosis vaksin yang akan didapatkan Bio Farma.
"Kami juga akan diskusi dengan Pzfizer dan AstraZeneca untuk memastikan berapa juta dosis yang kita dapatkan dari mereka," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Amankan 125 juta Dosis Vaksin
Dia mengatakan, Bio Farma sudah mengamankan 125 juta dosis vaksin. Sementara itu, masih kurang sekitar 120 juta. Sebab, Kemenkes menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan kurang lebih 246 juta dosis vaksin di tahun 2021. Inilah sebabnya dia berencana untuk menggandeng Novavax agar bisa mendapatkan tambahan 30 dosis lagi.
"Jadi kita di samping mengamankan yang sudah ada yaitu 6 jenis vaksin itu, kita tetap membuka peluang lainnya untuk menambah kekurangan dari target kita. Kemungkinan 30 juta dosis lagi kita dapat dari Novavax, jadi kita ada 155 juta dosis yang sudah komitmen," ujar Honesti.
Meskipun begitu, vaksin yang akan menjadi tulang punggung vaksin Covid-19 di Indonesia tetaplah vaksin Sinovac. Hal itu dikarenakan semua proses produksi Bio Farma sudah sesuai dengan standar produksi yang dilakukan oleh Sinovac. Sehingga, lanjut dia, sejak bulan September lalu, Bio Farma telah memastikan bahwa pihaknya sanggup memproduksi vaksin dari Sinovac.
"Tulang punggungnya tetap Sinovac, karena vaksin yang bisa dikembangkan antara Sinovac dan Bio Farma itu sama. Kita dalam kompetensi sudah punya. Lalu dalam proses produksinya mulai dari materialnya kita sudah dapat dari Sinovac dan benar-benar sesuai standar," ujarnya.
Reporter:Â Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka.com
Advertisement