Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan, pemanfaatan tol laut melalui program Gerai Maritim telah sukses menekan ongkos logistik, sehingga membuat disparitas harga barang atau komoditas di daerah menjadi lebih kecil.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto mengatakan, fasilitasi tol laut sejauh ini berhasil memangkas harga barang di daerah hingga 30 persen.
Baca Juga
"Sekarang laporan yang dapat kami terima dari dinas-dinas yang menangani perdagangan daerah yang dilalui tol laut umumnya dengan produk yang bisa diangkut daerah-daerah tersebut dapat menurunkan harga antara 20 sampai 30 persen dibandingkan sebelumnya," terangnya dalam sesi teleconference, Kamis (10/12/2020).
Advertisement
"Artinya mengurangi disparitas harga yang selama ini sangat tinggi dari daerah terluar tertinggal terpencil (3T) tadi dibandingkan daerah-daerah produsen," ujar Suhanto.
Menurut catatannya, seringkali daerah yang belum dilalui tol laut, khususnya angkutan kapal untuk kebutuhan pokok menuju Indonesia Timur harus menghadapi harga yang lebih tinggi dibandingkan daerah produsen asal.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra mengutarakan, merujuk data hingga Oktober 2020, disparitas harga barang antar wilayah masih berada di bawah target.
"Data kita dari tahun 2019 sampai dengan Oktober 2020 ini, dari target kita disparitas antar wilayah itu plus-minus 19 persen, dan itu di bawahnya. Jadi dengan adanya tol laut sangat terbantu untuk menjaga disparitas harga di wilayah, terutama Indonesia Timur," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mendag Klaim Harga Barang di 50 Daerah Turun Berkat Tol Laut
Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto terus mengajak pemerintah daerah dan pelaku usaha untuk semakin berperan dalam memaksimalkan pemanfaatan tol laut melalui program gerai maritim.
Menurut laporannya, pada 2020 ini terdapat 67 daerah yang dilalui tol laut dan gerai maritim. Depo maritim turut dibangun di 14 kabupaten, khususnya yang berlokasi di daerah terpencil, terluas, dan perbatasan.
"Pada hal ini banyak daerah yang merasakan manfaat. Sesuai pantauan kami, alhamdulillah ada 50 daerah yang menyatakan adanya penurunan harga barang setelah dilalui program tersebut," ujar Mendag Agus dalam sesi teleconference, Rabu (18/11/2020).
Mendag Agus menjelaskan, gerai maritim merupakan kegiatan mendistribusikan barang, terutama bahan pokok dari sentra produksi di pulau-pulau besar ke daerah terpencil, terluar dan perbatasan.Â
"Tujuan utamanya untuk mengurangi disparitas harga. Program ini merupakan bagian dari tol laut, dimana pemerintah memberi subsidi biaya port to port rata-rata 40-50 persen dari biaya freight per kontainer," terangnya.
Program gerai maritim ini dicanangkan pasca pemerintah melakukan identifikasi soal koofisien harga barang kebutuhan pokok antar wilayah. Dia menyebutkan, sebanyak 10 komoditas pangan dalam 5 tahun terakhir masih ada yang mengalami disparitas harga cukup tinggi.
"Dengan kata lain, tidak semua barang konsumsi di Indonesia menikmati ketersediaan pangan dengan pasokan yang cukup dan harga terjangkau," kata Mendag Agus.
Dia memaparkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan disparitas harga bahan pokok cukup tinggi. Seperti bencana alam, sentra produksi dan distribusi yang tidak merata, serta bervariasinya biaya logistik di daerah.
"Pemerintah tidak akan tinggal diam dalam menyikapi ini. Kami akan selalu berikhtiar lewat berbagai kebijakan unyuk meningkatkan distribusi dan mengurangi biaya logistik di daerah di seluruh indonesia. Terkait hal tersebut, langkah yang kami highlight adalah program gerai maritim," tuturnya.Â
Advertisement