Sukses

Rektor IPB: Kabar Gembira Produksi Beras Surplus, Stok Akhir Tahun Aman

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi juga optimisme dengan kondisi stok beras yang aman.

Liputan6.com, Jakarta Rektor Institut Pertanian Bogor, Arif Satria mengapresiasi pencapaian produksi pertanian nasional, termasuk beras. Hal ini pun diharapkan berlanjut hingga di 2021.

“Ini kabar gembira bahwa beras aman, bahwa surplus, sehingga kita bisa mengawal 2021 tetap dengan angka surplus yang bagus,” ujar Arif.

Keberadaan stok beras yang mencukupi dinilai kabar baik. Namun hal selanjutnya yang harus diantisipasi terkait lokasi keberadaan stok beras tersebut. “Karena indikator di pasar pasti soal harga dan kemudahan mendapat beras,” jelas Arif.

Data KSA BPS selama 3 tahun terakhir, menyebutkan jika metode baru menggantikan metode lama. Pada tahun 2018, produksi beras mencapai 33,94 juta ton dengan konsumsi 28 juta ton. Sementara stok akhir 2018 sebesar 4,3 juta ton beras.

Kemudian pada 2019, meskipun terjadi el nino, produksi beras masih bisa mencapai 31,31 juta ton dengan konsumsi 28,93 juta ton beras. Stok akhir 2019 sebesar 6,7 juta ton beras yang terdapat baik di petani, penggilingan, pasar, bulog dan horeka.

Sedangkan, angka prognosa beras pada Januari sampai Desember 2020, di mana prakiraan produksi beras 31,49 juta ton dengan konsumsi 29,37 juta ton, sehingga ada surplus 2,13 juta ton. Sehingga stok kumulatif akhir Desember perkiraan sebesar 8,8 juta ton beras.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi juga optimisme dengan kondisi stok beras yang aman. “Sampai dengan akhir tahun, kita sudah over supply dan saya rasa seperti yang selalu disampaikan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa meskipun Indonesia dilanda pandemi covid 19, namun sektor pertanian ini terus bergerak. Bahkan membuktikan ketangguhannya tidak hanya dari sisi produksi namun juga meningkat dari PDB, NTP maupun ekspornya,” ujar Suwandi.

Adanya kelebihan stok dibuktikan dengan harga yang turun. Perlu diketahui harga gabah pada November menurun dibanding Oktober dan menurun lagi dibanding September. “Jadi memang benar ada over supply,” ungkap Suwandi.

 

Saksikan Video Ini

2 dari 2 halaman

Harga Beras

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi penurunan harga beras untuk semua jenis pada November 2020. Jenis beras premium, medium, dan luar kualitas di penggilingan menurun baik secara bulanan maupun tahunan.

Beras jenis premium harganya turun 1 persen  dibandingkan bulan sebelumnya, dan turun 0,28 persen  dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Beras jenis medium turun 0,82 persen  dibandingkan bulan sebelumnya dan turun 1,44 persen  dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara harga beras luar kualitas turun 0,57 persen  dibandingkan bulan sebelumnya atau turun 1,63 persen  dibandingkan November tahun 2019.

Pergerakan harga beras di penggilingan ini sejalan dengan perkembangan harga gabah baik di tingkat petani maupun di penggilingan.

Setianto mengatakan untuk harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun 1,93 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dan turun 7,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Sementara untuk gabah kering giling (GKG) di tingkat petani turun 1,74 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau turun 5,47 persen  dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Terkait pendataan stok beras, Suwandi mengatakan bahwa Kementan telah bersurat kepada semua pemangku di daerah yaitu Gubernur, Bupati dan Walikota untuk masing-masing wilayah mendata stok beras.

Pendataan ini menurutnya perlu segera eksekusi terutama untuk melihat sebaran stok beras ada dimana.

“Kami akan lakukan mapping daerah surplus dan daerah lainnya. Terutama tindaklanjutnya bagi daerah yang membutuhkan harus ada pola logistik bagaimana nantinya supaya distribusi bisa lancar,” jelas Suwandi.