Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020 akan mengalami pertumbuhan antara minus 2 persen hingga positif 0,6 persen.
Airlangga mengatakan kontraksi pada kuartal II-2020 memang merupakan yang terendah yaitu minus 5,32 persen. Kontraksi ekonomi kemudian membaik dengan minus 3,49 persen di kuartal III atau tumbuh 5,05 persen secara kuartalan.
Baca Juga
“Jika momentum ini kita bisa jaga maka pertumbuhan di kuartal IV diperkirakan minus 2 persen sampai positif 0,6 persen,” ujar dia dalam Bisnis Indonesia Award 2020 di Jakarta, Senin (14/12/2020).
Advertisement
Ia menjelaskan Indonesia memiliki peluang perbaikan ekonomi hingga tumbuh 0,6 persen karena telah terdapat peningkatan permintaan domestik dan keyakinan konsumen yang tercermin dari meningkatnya konsumsi rumah tangga. Serta inflasi 1,59 persen secara year on year (yoy) di November 2020.
Kemudian, beberapa sektor turut memberikan pertumbuhan ekonomi positif seperti pertanian, perkebunan, pendidikan, informasi dan telekomunikasi, kesehatan, serta kegiatan sosial.
“Di samping itu industri pengolahan, perdagangan dan konsumsi yang berkontribusi besar terhadap PDB juga mengalami positif,” tambahnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pasar Keuangan
Sementara di pasar keuangan, meski terjadi penurunan, namun indikator Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali ke level 5.900 seperti sebelum pandemi covid-19 serta rupiah yang menguat ke Rp 14.100 per USD.
“Kita melihat aliran modal sudah kembali ke Indonesia dan tentu ini merupakan confident yang terus didorong dan menunjukkan aktivitas sektor riil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di 2021,” katanya
Dari segi eksternal, neraca perdagangan menunjukkan tren positif yang berlanjut di 2020, yaitu pada Oktober sebesar USD 3,61 miliar. Sedangkan sejak Januari sampai Oktober sebesar USD 17,07 miliar.
”Itu menunjukkan ketahanan sektor eksternal kita dan kita mendorong optimisme dengan cadangan devisa kita 130 miliar dolar AS menunjukkan sektor keuangan kita memiliki resiliensi yang sama,” pungkas dia.
Advertisement