Sukses

Pemerintah UEA Jamin Vaksin Sinopharm Halal

Uni Emirat Arab (UEA) menjadi salah satu negara terdepan dalam hal vaksinasi COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Uni Emirat Arab (UEA) menjadi salah satu negara terdepan dalam hal vaksinasi COVID-19. Sejak Oktober 2020, UEA telah mulai melakukan vaksinasi COVID-19.

Tidak hanya bagi warga negaranya, pemerintah UEA juga memberikan vaksinasi kepada warga negara lain yang tinggal dan beraktivitas di UEA. Jajaran Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk UEA menjadi salah satu pihak yang mendapatkan kesempatan vaksinasi.

Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Aarab, Husin Bagis mengatakan, masyarakat UEA sendiri sangat antusias dengan kehadiran vaksin, karena dinilia berkontribusi besar dalam upaya mengembalikan kehidupan normal mereka.

Bahkan, penduduk lokal UEA yakin vaksin yang diproduksi Sinopharm itu halal. Hal ini didukung oleh pengumuman resmi dari pemerintah setempat. Sehingga, jika vaksin ini sampai di Indonesia, maka mestinya tak perlu diragukan lagi keasliannya.

“Pemerintah UEA menyampaikan jelas mengenai kehalalan vaksin tersebut. Kita di Indonesia juga harus yakin dengan proses yang tengah dilakukan Pemerintah dalam mengkaji kehalalan vaksin COVID-19 ini. Karena dengan vaksin Insya Allah kita akan sehat dan kembali ke kehidupan normal,’ kata Husin dalam dialog produktif, Senin (14/4/2020).

Adapun penyuntikan vaksin COVID-19 ini, kaa Husin, dilakukan dua tahap. “Suntikan pertama kami dapatkan pada 21 Oktober, lalu suntikan kedua di 23 November. Termin kedua bagi teman- teman di KBRI yang belum divaksinasi dibuka pada 23 November untuk suntikan pertama dan 5 Desember untuk suntikan kedua”, tutur Husin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pengumuman Keberhasilan Uji Coba Vaksin COVID-19 Diundur

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan jadwal pengambilan contoh darah relawan uji klinis vaksin COVID-19 Bio Farma ditambah. Pertanyaan itu dikatakan Ridwan Kamil, berdasarkan keputusan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), seluruh relawan uji klinis vaksin COVID-19 Bio Farma harus mengikuti hal serupa pada bulan Maret 2020.

Ridwan Kamil menyebutkan sebelumnya jadwal pengambilan contoh darah relawan uji klinis vaksin COVID-19 per tiga bulan, setelah vaksinasi yang pertama. Namun sekarang, jadwalnya harus per enam bulan sekali.

“Jadi yang tadinya kita sampaikan pengumuman berhasil atau tidaknya vaksin COVID-19 ini di bulan Desember 2020, kemungkinan akan diundur ke bulan Maret 2020,” ujar Ridwan Kamil dalam keterangan daring dari Puskesmas Garuda, Bandung, Senin, 14 Desember 2020.

Ridwan Kamil menuturkan tujuan ditambahnya jadwal pengambilan contoh darah relawan uji klinis vaksin COVID-19 karena BPOM ingin memastikan kandungan antibodi dalam kurun waktu setengah tahun. 

Adanya perubahan hal ini, Ridwan Kamil mengimbau kepada seluruh kelompok masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan yaitu memakai mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak atau 3M.

“Karena vaksin tidak secepat yang kita harapkan. Maka seluruh masyarakat terus menjalankan 3M,” ucap Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengaku bersama dengan pejabat lainnya, tidak mengalami gangguan kesehatan usai dilakukan percobaan vaksinasi. Malahan sebut Ridwan Kamil, saat dilakukan beberapa tes usap (swab test) hasilnya dinyatakan negatif.

Belum diketahui apakah dampak dari vaksinasi atau tidak. Karena hal itu belum dapat dikonfirmasi kebenarannya secara ilmiah.

“Kami sampai hari ini khususnya Forkompimda menjadi relawan melaporkan semua sehat, fit, tidak ada per tiga bulan ini tidak ada kendala sakit. Belum bisa dipastikan karena vaksin atau tidak, tapi itu faktanya,” ungkap Ridwan Kamil.

Informasi sebelumnya, hasil uji klinis vaksin Covid-19 buatan Sinovac oleh Tim Uji Klinis Vaksin Universitas Padjadjaran Bandung, yang dimulai Agustus 2020 dan melibatkan 1.620 relawan, akan keluar pada akhir Januari nanti. Namun, belum bisa dipastikan kapan tahap awal vaksinasi akan dilaksanakan karena menunggu persetujuan BPOM dan fatwa halal MUI.