Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melaporkan, jumlah penumpang pesawatnya pada kuartal III 2020 mencapai sekitar 1,5 juta orang. Meski ada peningkatan dari kuartal 2 sebelumnya, namun secara presentase jumlah tersebut masih 18,1 persen dibanding angkutan pada kondisi normal.
"Ini ada peningkatan dari kuartal sebelumnya dari sisi jumlah penumpang dalam jutaan orang. Kuartal sebelumnya adalah 500 ribu orang, pada kuartal III ini sudah meningkat 1,5 juta orang," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam sesi public expose virtual, Selasa (15/12/2020).
Baca Juga
Kenaikan pun turut terjadi dari sisi angkutan kargo yang dilakukan Garuda Indonesia. Irfan mengatakan, pergerakan kargo naik dari 41,3 ribu ton pada kuartal sebelumnya menjadi 50,5 ribu ton.
Advertisement
Kinerja angkuran kargo Garuda Indonesia telah melampaui 50 persen dari kondisi normal, tepatnya mencapai 62,4 persen.
Irfan pun optimistis kinerja maskapai pelat merah yang ditukanginya bisa terus meningkat jelang tutup tahun 2020 ini.
Keyakinan itu didasari atas peningkatan jumlah penumpang Garuda Indonesia yang sudah mendekati 700 ribu orang per bulan, serta angkutan kargo yang cukup drastis. Terutama di sisi kargo, yang telah jauh melampaui dari raihan di tahun lalu.
"Jadi kalau kita maintain, kita berharap kondisi ini mulai membaik dari waktu ke waktu. Persentase kita sudah mendekati 50 persen jumlah penumpang di akhir tahun ini, atau diawal tahun 2021," ujar Irfan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Protokol Kesehatan
Meski pemerintah memangkas cuti bersama menjadi tiga hari, Garuda Indonesia tetap memprediksi adanya kenaikan penumpang pada libur bersama Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
"Kita memprediksi dibanding dengan hari-hari biasa over 20 persen," ungkap Dirut Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, saat ditemui di Hangar 4 GMF, Area Bandara Internasional Soekarno Hatta, Selasa (8/12/2020).
Hari-hari biasa yang dimaksud Irfan adalah perbandingan dengan masa pandemi. Dia pun menyebut, saat ini tingkat kepercayaan masyarakat untuk naik maskapai Garuda Indonesia semakin membaik dan mendekati sebelum pandemi Covid-19.
Meski memprediksi adanya kenaikan, Irfan mengaku, maskapainya akan tetap memberlakukan dan mengutamakan protokol kesehatan. Seperti menerapkan pembatasan penumpang atau physical distancing di dalam pesawat.
"Pemerintah kan mengatur 70 persen maksimum di dalam pesawat, tapi Garuda Indonesia hanya 63 persen, tapi untuk Airbus ini hanya 50 persen," tutur Irfan.
Hal ini dilakukan semata-mata untuk membantu pemerintah, agar tidak ada peningkatan kasus pasca-liburan Nataru nantinya.
"Janganlah, kita ciptakan situasi yang aman dan nyaman. Jangan sampai kasus (Covid-19) meningkat pasca-liburan," kata Dirtu Garuda Indonesia.
Advertisement