Liputan6.com, Jakarta Memiliki banyak uang dan harta kekayaan memang menjadi mimpi banyak orang. Tetapi dengan banyaknya harta kekayaan, terkadang konflik tidak bisa terhindarkan, terutama jika membahas pembagian warisan sebuah keluarga.
Hal tersebut pun menimpa salah satu klan keluarga terkaya di Amerika, yakni Keluarga Gore. Di mana, terjadi perebutan warisan berupa kepemilikan saham. Hal tersebut pun menjadi pertarungan berekepanjangan di Keluarga Gore.
Baca Juga
Tetapi sayangnya, mereka bukan satu-satunya keluarga kaya raya yang mengalami keretakan hubungan karena masalah warisan atau keuangan.
Advertisement
Di antara 50 klan dalam daftar terbaru Keluarga Terkaya Amerika versi Forbes, setidaknya 5 mengalami harus terlibat perselisihan keluarga, yang melibatkan hukum perwalian, adopsi palsu dan bahkan tuduhan pembunuhan.
Seperti melansir Forbes, Senin (21/12/2020), berikut kisah perseteruan 5 keluarga super kaya di Amerika, yang menunjukkan bahwa uang tidak selalu berhasil membeli sebuah kebahagiaan.
1. Keluarga Gore
Perebutan Bagian Warisan Saham Gore-Tex
Kekayaan bersih: USD 8,2 miliar
Bill Gore wafat pada 1986, sementara dan istrinya Genevieve wafat pada 2005. Pendiri perusahan kain tahan air, Gore-Tex, ini pun membuat wasit warisan yang diberikan berupa perjanjian dana wali bagi para cucu.Â
Di mana dalam wasiatnya, mempercayakan porsi warisan untuk diberikan kepada anggota cabang keluarga yang lebih besar.
3 dari 4 anak mereka masing-masing menghasilkan 4 cucu, tetapi hanya satu yang memiliki 3 cucu, yaitu anak putri mereka, Susan. Di mana dengan sistem yang ditetapkan, berarti Susan akan memiliki bagian porsi warisan jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya.
Pada tahun 2003, akhirnya Susan mengambil tindakan untuk mengadopsi mantan suaminya yang sudah berumur 65 tahun sebagai "anak", guna menambahkan anggota cabang keluarganya.
Tindakan tersebut pada akhirnya membuat marah seluruh keluraga Gore, dan pada akhirnya tidak berhasil dilaksanakan. Mantan suami Susan juga ternyata mengingkari janji untuk memberikan sahamnya kepada anak-anak mereka.
Pada akhirnya, di 2012. Mahkamah Agung Delaware memutuskan bahwa baik mantan suami maupun anak-anak Susan tidak berhak atas saham keluarga Gore.
Â
2. Keluarga Koch
Penyesalan Dua Bersaudara Industri Konglomerat Koch
Kekayaan bersih: USD 100 miliar
Sebelum terkena fitnah terkait dukungan terhadap Tea Party dan pengaruh politik konservatif mereka, keluarga Koch ternyata sudah berperang antar satu sama lain.
Pada tahun 1980, William (Bill) Koch mencoba untuk merebut kekuasaan dari Koch Industries, di mana akhirnya karena usaha tersebut, dirinya langsung dipecat.
Tiga tahun kemudian, Bill dan saudara laki-lakinya Frederick, menjual saham mereka yang ada di perusahaan keluarga, kepada saudara mereka berdua, Charles dan David, dengan harga lebih dari USD 700 juta.
Kemudian Bill dan Frederick memutuskan mendapatkan kembali uang lebih banyak. Mereka menghabiskan 18 tahun berikutnya mengajukan tuntutan sebelum akhirnya, kasus tersebut selesai di tahun 2001.
Sejak itu, pendapatan dari perusahaan kimia tersebut pun tumbuh hingga menjadi USD 115 miliar. Dimana sumber pendapatannya antara lain datang dari penjualan jaringan pipa, bahan kimia, cangkir Dixie dan karpet Stainmaster.
Charles kini memiliki harta hingga USD 44,9 miliar, dan David, yang meninggal pada Agustus 2019 di usia 79 tahun, masuk dalam jajaran orang terkaya Amerika versi Forbes.
Istri David, Julia, dan ketiga anaknya mewarisi 42 persen saham David di Koch Industries. Forbes mematok kekayaan bersih Bill sebesar USD 1,5 miliar.
Sementara Frederick, seorang pencinta seni yang tidak pernah menjadi miliarder, tetap tak terlihat hingga meninggal pada Februari 2020.
Â
Â
Saksikan Video Ini
3. Keluarga Pritzker
Gugatan Dana Warisan di Umur 18 Tahun
Kekayaan bersih: USD 32,5 miliar
Pewaris Hotel Hyatt Liesel Pritzker baru berusia 18 tahun ketika dia mengajukan gugatan USD 6 miliar terhadap ayah dan 11 sepupu yang lebih tua, atas tuduhan penjarahan dana warisan saudaranya, Mathhew.
Sang ayah, Robert Pritzker, yang bercerai dari ibunya Irene, diduga mulai mempermainkan dana perwalian anak-anaknya dan menyumbangkan porsi saham mereka kepada yayasan keluarga.
Bertahun-tahun kemudian pun, ketika sepupunya berencana untuk membagikan harta warisan, mereka melupakan Liesel dan saudara laki-lakinya. "Ini semua bukan tentang uang," kata Liesel kepada Forbes di tahun 2003.
Dia mengaku, "Saya mengajukan gugatan karena saya ingin untuk mengetahui apa yang terjadi, karena hal ini akan menjadi rumit, dan akan membutuhkan waktu lama."
Setelah pertempuran gugatan selesai, Liesel pun pada akhirnya membawa pulang USD 500 juta.
Â
4. Keluarga Goldman
Ambisi Kuasai Saham dari Kerajaan Real Estate
Kekayaan Bersih: USD 13,2 miliar
Ketika dirinya meninggal pada tahun 1987, Sol Goldman adalah seorang tuan tanah terkaya di kota New York, di mana salah satu kepemilikan propertinya pernah dianggap sebagai bangunan Chrysler bersejarah.
Tidak lama setelah kematiannya, keempat anak Sol dan istrinya, Lilian mulai memperebutkan harta warisan. Sol dan Lilian sendiri sebenarnya sudah mengajukan gugatan cerai pada tahun 1983, walaupun pada akhirnya mereka berusaha untuk berdamai.
Pada tahun 1984 pun, mereka menandatangani perjanjian resmi yang memberikan Lillian sebesar Lillian 33 persen dari kuasa tanah kepemilikannya, walaupun pada akhirnya perjanjian tersebut pun ditentang anak-anaknya.
Setelah 5 tahun bergulat dalam pertarungan gugatan, pada akhirnya perjanjian tersebut pun buntu. Hingga di tahun 2002, saat Lilian meninggal, berdasarkan laporan pengadilan, tanah miliknya dibagikan rata kepada anak-anaknya.
Â
Â
Advertisement
5. Keluarga Shoen
Perjuangan Keluarga untuk Menguasai U-Haul
Kekayaan bersih: USD 9 miliar
Selama 3Â dekade setelah pasangan suami istri L.S. Shoen dan Anna Mary Shoen menjadi salah satu pendiri perusahaan penyewaan truk dan trailer U-Haul. Kemudian putra tertua mereka, Samuel, mengembangkan perusahaan tersebut menjadi sebuah bisnis baru.
Samuel pun sempat mengubah U-Haul menjadi bisnis persewaan kaset video, tempat berdansa dan jet ski. Tetapi kakak dari Samuel, Joe dan Mark berpendapat bahwa dirinya justru merusak perusahaan tersebut.
Pada tahun 1986, Joe pun melayangkan gugatan untuk mengambil alih perusahaan dan memaksa ayahnya untuk segera pensiun.
Selama 25 tahun, keluarga ini pun terperosok dalam pertarungan legalitas dan hukum. Hingga suatu saat, Shoen sempat menuduh salah satu anak laki-laki terlibat pembunuhan istri Samuel di tahun 1990.
Pada akhrinya di tahun 1994, Shoen memberi tahu Forbes bahwa Joe selama ini mengalami sakit jiwa. Hingga pada akhirnyapun Joe meninggal di tahun 1999, karena bunuh diri.
Â
Reporter: Yoga Senjaya Putra
Â
Â