Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 telah mendorong pelaku bisnis untuk mengadopsi teknologi digital ke dalam operasionalnya. Namun peran agen dalam industri asuransi masih tetap vital dalam menyediakan solusi keuangan bagi masyarakat.
Menurut PT Chubb Life Insurance Indonesia (Chubb Life Indonesia), menggantikan agen dengan teknologi otomatisasi bukanlah jawaban. Chubb Life Indonesia sendiri mengadopsi pendekatan online-offline guna menjembatani antara kebutuhan industri akan digitalisasi dengan kebutuhan nasabah akan human touch (sentuhan manusia).
Baca Juga
“Saat ini, orang-orang mulai membuat perencanaan untuk 2021, dan mereka ingin menjadi lebih tangguh dan memiliki perlindungan finansial jangka panjang. Asuransi jiwa adalah people business, di mana hadir untuk nasabah di momen paling penting dalam hidup mereka menjadi fokus kami," kata Presiden Direktur Chubb Life Indonesia, Kumaran Chinan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (18/12/2020).
Advertisement
"Hal inilah yang membuat kehadiran agen-agen kami sangat krusial. Dengan keahlian finansial mereka, agen kami membantu para nasabah mencapai peace of mind. Pada saat yang sama, kami juga menjunjung pentingnya transformasi digital. Maka, kami di Chubb Life Indonesia menerapkan pendekatan online-offline yang menggabungkan kedua aspek tersebut. Kami melakukan digitalisasi terhadap keagenan kami tanpa mengesampingkan peran vital pendekatan personal antara agen dan nasabah," jelas dia.
Chubb Life Indonesia mendorong berbagai kegiatan dalam operasional bisnisnya untuk dilakukan secara virtual. Para agen Chubb Life Indonesia berkomunikasi dan memberikan konsultasi keuangan kepada nasabah secara online.
Selain itu, proses perekrutan dan pelatihan agen baru juga dijalankan secara virtual. Keyakinan Chubb Life Indonesia terhadap prospek keagenan juga ditunjukkan melalui perekrutan agen baru.
Terlepas dari perlambatan ekonomi yang sedang terjadi, Chubb Life Indonesia telah meningkatkan rekrutmen keagenannya, dan di tahun 2020, rata-rata jumlah agen aktif per bulannya meningkat hingga 65 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Chubb Life Indonesia pun terus menarik lebih banyak orang untuk memulai karir sebagai agen asuransi.
“Kami optimis tentang masa depan keagenan asuransi dan kami tidak akan memperlambat laju rekrutmen kami dalam waktu dekat, apalagi dengan permintaan akan asuransi jiwa dan perlindungan keuangan yang terus meningkat,” tutup Kumaran.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Industri Asuransi Bakal Bantu Pemulihan Ekonomi Nasional
Peneliti Senior sekaligus Ekonom PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero mengatakan sektor asuransi Indonesia berpotensi akan tumbuh dan akan menjadi jaring pengaman dalam hal kesehatan dan aktivitas sosial di tahun 2021.
“Kita bisa melihat bahwa fokus tahun depan pada Kesehatan dan aktivitas sosial itu akan menjadi peranan yang penting kedepannya. Oleh karena itu saya melihat Indonesia yang sebenarnya punya potensi yang sangat besar perlu menyadari bahwa asuransi itu bersifat sebagai jaring pengaman,” kata Poltak, dalam Allianz Journalist Writing Competition Announcement, Senin (14/12/2020).
Menurutnya kegiatan yang dianggap sepele di tahun 2020 akan berubah untuk kedepannya. Sehingga kepedulian masyarakat terhadap Kesehatan semakin tinggi, terbukti dengan adanya pandemi Covid-19.
“Maka penting bagi kita untuk berjaga-jaga kalau misalnya penderita Covid-19 levelnya sudah parah maka pengobatannya bisa mahal,” ujarnya.
Apalagi selama pandemi Covid-19 di sepanjang tahun 2020 menyebabkan aktivitas kesehatan yang bersifat antisipatif jadi tertunda, misalnya harusnya vaksinasi balita jadi tertunda, pemeriksaan kanker, dan lainnya itu tertunda karena khawatir tertular Covid-19 di rumah sakit.
“Ini kemudian diperkirakan akan menjadi beban kedepannya ketika pandemi berakhir akan ada kasus yang meningkat karena pemeriksaan yang seharusnya dilakukan di tahun 2020 tertunda kemudian menjadi lebih berat,” ujarnya.
Oleh karena itu di tahun 2021 jika akan banyak orang yang menggunakan asuransi sebagai jaring pengaman sosial. Sehingga hal itu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang akan semakin membaik.
Meskipun angka pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 buruk, yang mana pada tahun 2020 kuartal II minus 5,32 persen dan kuartal III minus itu akan menjadi patokan bagi pertumbuhan ekonomi tahun 2021.
“Penting diketahui di makro ekonomi perhitungan atas pertumbuhan ekonomi itu berdasarkan tahun sebelumnya, jadi fokus tahun 2021 itu ekonomi akan membaik lebih baik dari 2020,” pungkasnya.
Advertisement