Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meresmikan pembukaan Posko Terpadu Angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru) pada hari ini, Jumat (18/12).
Melalui Posko tersebut, akan memperkuat koordinasi antar kementerian/lembaga terkait untuk melindungi pengguna transportasi umum dari paparan virus Covid-19.
Baca Juga
"Pada hari ini kita akan memulai pembukaan Posko Terpadu Nataru yang sifatnya nasional. Posko ini akan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan Nataru oleh berbagai pihak terkait untuk melindungi pengguna transportasi umum dari Covid-19," ujar dia dalam acara Pembukaan Posko Terpadu Nataru, Jumat (18/12).
Advertisement
Menhub Budi mengatakan, pendirian Posko Nataru merupakan tindak lanjut atas instruksi dari Presiden Jokowi. Dimana, orang nomor satu di Indonesia tersebut menginginkan upaya mengedepankan protokol kesehatan dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan terhadap pengguna angkutan umum selama masa Nataru berlangsung.
"Sebagai upaya menerjemahkan perintah presiden Jokowi yang disatu sisi protokol kesehatan harus diutamakan, tetapi di sisi pelayanaan angkutan juga harus berjalan dengan baik," terangnya.
Dia menyebut, dalam Posko Terpadu Nataru ini akan diisi oleh berbagai kementerian/lembaga terkait yang ditugaskan untuk berpartisipasi aktif mewujudkan perjalanan yang aman dan sehat bagi pengguna angkutan umum.
"Diantaranya Kementerian Perhubungan selaku regulator, Dinas Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Kepolisian RI, TNI, BMKG, Basarnas, KNKT. Lalu, Jasa Marga, PT KAI, Damri, ASDP, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II dan operator angkutan umum lainnya," terangnya.
Oleh karena itu, Menhub Budi meminta masing-masing kementerian/lembaga terkait untuk menyingkirkan ego sektoral dalam pembagian tugas di Posko Nataru. Sehingga upaya untuk mewujudkan perjalanan yang bebas dari paparan virus mematikan asal China itu bisa tercapai.
"Apa yang di inginkan presiden ini sudah seharusnya dilakukan secara bersama-sama, sehingga seyogyanya tidak ego sektoral. Bagaiamana Kepolisian, Basarnas, BMKG, dan operator lainnya bisa bersatu padu untuk melaksanakan kegiatan. Pembuatan posko terpadu ialah sekali lagi untuk mengkoordinasikan dengan baik," ucap dia mengakhiri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menhub Resmikan Pembangunan 2 Pelabuhan di Bali
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan Pelabuhan Sanur, Kota Denpasar dan Pelabuhan Bias Munjul, Kabupaten Klungkung, Bali.
"Kami berharap dengan nantinya di bangun pelabuhan tersebut akan dapat memajukan pembangunan di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Termasuk juga memperlancar transportasi laut antara Bali daratan dengan kepulauan Nusa Penida," kata Menhub Budi Karya Semadi pada acara peletakan batu pertama pembangunan di Sanur, Bali, dikutip dari Antara, Sabtu (12/12/2020).
Ia mengatakan pembangunan pelabuhan tersebut sepenuhnya dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Dalam anggaran tersebut dibangun tiga pelabuhan, yakni dua di Kecamatan Nusa Penida dan satu pelabuhan di Sanur, Kota Denpasar.
"Saya berharap dengan dibangunnya pelabuhan itu, nantinya akan memperlancar transportasi laut untuk tujuan Nusa Penida atau sebaliknya. Terlebih di kawasan Nusa Penida salah satiu objek wisata yang terkenal di Bali," ucapnya.
Menhub Budi karya Semadi berharap dengan pembangunan pelabuhan tersebut masyarakat yang akan bepergian tidak lagi turun ke pantai, seperti kondisi sekarang. Warga terpaksa untuk menuju kapal cepat (boat) turun ke pantai dan menerobos gelombang.
"Pembangunan pelabuhan di tiga lokasi ini akan memberi kenyamanan kepada masyarakat maupun wisatawan yang akan berkunjung ke Nusa Penida. Sebab kawasan pelabuhan ini di desain atau rancang bangun sesuai dengan kondisi pelabuhan yang mengacu pada budaya setempat," katanya.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan pelabuhan ini sangat penting bagi kemajuan di Nusa Penida dan Bali pada umumnya. Karena selama ini warga yang menyeberang dengan menggunakan kapal cepat harus menerobos air laut. Bahkan ada juga harus digendong menuju kapal cepat.
"Jika ombak gede, naik speed boat harus digendong. Saya lihat ibu-ibu yang membawa sesaji akan sembahyang di Pura Ratu Gede Dalem Peed. Kondisi ini menjadi pemandangan sejak dahulu. Maka dari itu saya berupaya melakukan usulan ke pada pemerintah pusat agar dibangunan pelabuhan penyeberangan," katanya.Â
Advertisement