Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah resmi menyuntikkan modal ke PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp 7,5 triliun. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah bernomor 71/2020 yang sudah diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Nilai penambahan penyertaan modal negara sebagaimana dimaksud sebesar Rp 7.500.000.000.000,00," dikutip dari PP tersebut, Minggu (20/12/2020).
Penambahan modal tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2020. Sebagaimana ditetapkan kembali dalam Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020.
Advertisement
Sebelumnya diketahui Pemerintah Jokowi-Ma'ruf akan menyuntik modal kepada 12 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nilai anggaran mencapai sebesar Rp 104,38 triliun. Anggaran tersebut akan masuk ke dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) pasca Covid-19.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, suntikan modal tersebut akan dibagi menjadi beberapa bagian. Yakni dapat berupa dana talangan, Penyertaan Modal Negara (PMN), hingga kompensasi kepada perusahaan plat merah tersebut.
Untuk dana talangan, ada lima BUMN yang akan mendapatkan dana tersebut, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 8,5 triliun, Perum Perumnas (Persero) Rp 650 miliar, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Rp 3,5 triliun.
Ada juga PT Perkebunan Nusantara (Persero) sebesar Rp 4 triliun serta PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebesar R p3 triliun. Untuk Perum Bulog, akan diberikan Rp 10,5 triliun dana tambahan dalam bentuk bantuan sosial (bansos).
"Total dukungan pemerintah kepada BUMN itu sebanyak Rp 104,38 triliun dan untuk dalam bentuk above the line dan Rp 44,92 triliun dalam bentuk below the line. Sehingga total Rp 149,2 triliun," ujar Sri Mulyani.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Hutama Karya Bangun Koridor Pendukung Tol Trans Sumatera
Sebelumnya, PT Hutama Karya (Persero) terus membangun ruas-ruas feeder atau koridor pendukung Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.765 km. Salah satu ruas koridor pendukung yang saat ini tengah dalam proses konstruksi adalah koridor Palembang – Bengkulu.
Pada ruas tol koridor pendukung Palembang–Bengkulu terdiri dari tiga ruas, yakni ruas Simpang Indralaya – Muara Enim (119 km) yang terbagi menjadi 2 (dua) seksi. Yaitu seksi 1 Indralaya – Prabumulih (65 km) dan seksi 2 Prabumulih – Muara Enim (54 km).
Kedua, ruas Muara Enim – Lubuk Linggau (115 km).
Dan ketiga ruas Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu (96 km) yang terbagi menjadi 3 (tiga) seksi. Yakni seksi 1 Bengkulu – Taba Penanjung (18 km), seksi 2 Taba Penanjung – Kepahiang (28 km) dan seksi 3 Kepahiang – Lubuk Linggau (54 km).
Ketiga ruas ini merupakan perluasan dari ruas Palembang – Simpang Indralaya sepanjang 22 km yang telah beroperasi penuh sejak 2018 silam.
Direktur Operasi I Hutama Karya Suroto menjelaskan, di tengah situasi pandemi, proyek pembangunan masing-masing ruas terus berjalan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat bagi seluruh karyawan dan pekerja.
"Ruas Sp Indralaya – Muara Enim sepanjang 119 km dan ruas Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu sepanjang 96 km telah dimulai konstruksinya, sedangkan ruas Muara Enim – Lubuk Linggau sepanjang 115 km masih dalam proses persiapan konstruksi,” kata Suroto dalam keterangan tertulis, Rabu (14/10/2020).
Secara teknis, hingga saat ini progres pembangunan pada koridor pendukung Palembang – Bengkulu oleh Hutama Karya, yakni Ruas Sp Indralaya – Muara Enim (119 km) seksi 1 Indralaya – Prabumulih (65 km) telah mencapai 17 persen progres konstruksi. Dan seksi 2 Prabumulih – Muara Enim (54 km) telah mencapai 4 persen progres konstruksi.
“Sedangkan ruas Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu (96 km) yang saat ini telah dimulai konstruksinya yakni sesi 1 Bengkulu – Taba Penanjung (18 km) termasuk pesat dalam pembangunannya dengan progres konstruksi mencapai 51 persen dan progres pembebasan lahan mencapai 70 persen,” jelas dia.
Keberadaan jalan tol di sepanjang koridor Palembang – Bengkulu didukung penuh oleh komponen masyarakat dan pihak-pihak terkait.
Untuk ruas Sp Indralaya – Muara Enim, Hutama Karya mengucapkan terima kasih kepada PT Perkebunan Nusantara VII, karena konstruksi yang saat ini sedang berjalan dan pesat progresnya berada di atas lahan milik PTPN VII.
"Sedangkan di ruas Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu seksi Bengkulu – Taba Penanjung, progress pembangunan cukup pesat karena masyarakat menilai pembangunan tol ini positif," kata Suroto.
Berkat dukungan masyarakat, proses pembebasan lahan bisa bergerak secara maksimal dan konstruksi terus berjalan.
"Kami berharap kedepannya, proses percepatan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ini mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak terkait, sehingga minim kendala dan kami dapat terus menghubungkan kebaikan untuk masyarakat Indonesia.” tutup dia.
Advertisement