Sukses

Perkembangan Terbaru Pembangunan Infrastruktur Transportasi di Ibu Kota Baru

Kemenhub juga menyusun pengembangan bandara berkonsep aerotropolis di ibu kota baru, yang berarti pintar, terintegrasi dan terkonsentrasi pada etika lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Djoko Sasono menyampaikan deretan langkah Kemenhub dalam membangun dan mengembangkan ekosistem transportasi di Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur.

Mulai dari konsep pembangunan jalan, akan terdapat ring road dan axis road. Ring road akan saling menghubungkan distrik bisnis, pemukiman, bangunan pemerintahan hingga tempat wisata dan edukasi seperti kebun raya dan kebun binatang. Sementara axis road menghubungkan area monumen, museum hingga kantor menteri.

"Konsep jaringan jalan ini disusun untuk menyediakan mobilitas and pergerakan di dalam dan di antara area Ibu Kota Baru," ujar Djoko dalam webinar Integrated City Planning and Sustainable Transport Development in the New Capital City of Indonesia, ditulis Selasa (22/12/2020).

Kemudian, Kemenhub juga menyusun pengembangan bandara berkonsep aerotropolis, yang berarti pintar, terintegrasi dan terkonsentrasi pada etika lingkungan. Bandara di ibu kota baru diusahakan mampu ditempuh dalam waktu maksimal 30 hingga 45 menit saja dengan jarak maksimal 20 km.

Saat ini, terdapat Bandara Sepinggan Balikpapan yang bisa menampung 30 juta penumpang per tahun dan Bandara APT Pranoto Samarinda yang bisa menampung 20 juta penumpang per tahun. Ke depannya, pemerintah akan membangun bandara khusus VIP yang juga berfungsi sebagai markas militer.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kereta Api

Tak hanya itu, pemerintah juga akan membangun jalur kereta api sedemikian rupa untuk mendukung mobilitas di IKN.

"Karena di Kalimantan Timur juga belum terdapat jalur kereta api maka kita akan bangun dan menerapkan teknologi pada konsep penyusunan jalur kereta api," kata Djoko.

Ke depannya, Kemenhub masih perlu mendiskusikan beberapa poin. Misalnya, fokus IKN apakah difungsikan sebagai titik pergerakan perkotaan atau sebagai sentral pemerintahan.

Lalu pengembangan kota satelit (kota penyangga di tepi kota besar yang memiliki komunitas mandiri) yang harus betul-betul diperhatikan agar tidak bentrok dengan tujuan pembangunan IKN serta kelembagaan di IKN itu sendiri.

"Beberapa aspek ini masih perlu input dari banyak pihak," kata Djoko.