Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak bergerak menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga minyak karena berita bahwa Inggris dan Uni Eropa telah menandatangani kesepakatan perdagangan pasca-Brexit.
Mengutip CNBC, Jumat (25/12/2020), harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 11 sen atau 0,23 persen menjadi USD 48,23 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka Brent naik 10 sen atau 0,2 persen menjadi USD 51,30 per barel.
Sebelumnya, kedua kontrak harga minyak tersebut naik lebih dari 2 persen pada perdagangan Rabu.
Advertisement
Volume pada perdagangan Kamis tidak terlalu besar karena mendekati libur panjang sebelum Natal.
Dengan adanya kesepakatan dagang Brexit, Inggris mampu mengendalikan proses keluarnya negara tersebut dari salah satu blok perdagangan terbesar di dunia.
“Sementara kesepakatan Brexit mendukung, tetapi dampak dari pandemi Corona masih sangat terlihat di pasar minyak,” kata Presiden Lipow Oil Associates, Houston, Texas, Andrew Lipow.
“Seluruh pelaku pasar tengah menunggu proses distribusi vaksin Covid-19 yang lebih luas untuk membuat masyarakat kembali aktif.” tambah dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Perdagangan Sebelumnya
Harga minyak turun menuju USD 50 per barel pada hari Selasa, menambah kerugian dari sesi sebelumnya. Ini karena varian mutan dari virus corona di Inggris menghidupkan kembali kekhawatiran atas pemulihan permintaan.
Deteksi varian baru tersebut mendorong beberapa negara menutup perbatasannya dengan Inggris. BBC mengutip Menteri Eropa Prancis yang mengatakan bahwa kedua negara akan mengumumkan kesepakatan untuk memulai kembali pengiriman pada hari Rabu.
Dikutip dari CNBC, Rabu (23/12/2020), harga minyak mentah Brent turun 83 sen, atau 1,63 persen menjadi USD 50,08 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menetap 95 sen, atau 2 persen, lebih rendah pada USD 47,02 per barel.
Kedua benchmark turun hampir 3 persen pada hari Senin, sebagian menghapus keuntungan baru-baru ini yang didorong oleh peluncuran vaksin COVID-19, yang dipandang sebagai kunci untuk memungkinkan kembali ke kehidupan normal.
Reli terbaru memuncak pada Brent mencapai USD 52,48, tertinggi sejak Maret, pada hari Jumat. Harga kemudian turun di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus. Beberapa melihat potensi harga turun lebih jauh.
"Kelesuan liburan telah terjadi pada minyak," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. "Sekarang kami telah menyelesaikan stimulus, dan kami masih memiliki kekhawatiran tentang jenis virus baru, orang-orang akan berhenti," katanya.
Harga minyak mendapat dukungan dari persetujuan Kongres AS atas paket bantuan virus corona senilai USD 892 miliar setelah beberapa bulan tidak bertindak.
Advertisement