Sukses

Libur Akhir Tahun Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi, tapi Tak Besar

Bila dibandingkan secara tahunan, tingkat konsumsi masyarakat akan tetap tumbuh negatif.

Liputan6.com, Jakarta Momen Libur Natal dan Tahun Baru 2021 diperkirakan mendorong ekonomi nasional. Meski pemerintah masih membatasi kegiatan masyarakat tetapi momen tersebut bisa memberikan dampak positif ke perekonomian nasional.

"Selama libur Natal bisa dipastikan akan ada peningkatan aktivitas ekonomi," kata Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Pieter Abdullah saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Jumat (25/12/2020).

Hanya saja, peningkatan tersebut tidak akan terlalu besar. Secara per bulanan tentu saja, peningkatan konsumsi masyarakat di bulan Desember akan lebih baik dari bulan November.

"Artinya dibandingkan November 2020 yang lalu, (Desember 2020) meningkat," kata dia.

Adanya peningkatan ini akan memberikan sumbangan pertumbuhan ekonomi yang membaik di kuartal IV-2020. Pieter memperkirakan tingkat konsumsi masyarakat akan lebih baik dibandingkan kuartal III-2020.

"Dengan peningkatan ini maka pertumbuhan ekonomi triwulan keempat akan lebih baik dibandingkan triwulan ketiga," kata dia.

Pieter memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir tahun ini tumbuh 4-5 persen. Namun, bila dibandingkan secara tahunan, tingkat konsumsi masyarakat akan tetap tumbuh negatif.

"Tetapi diyakini Masih Akan negatif secara yoy (year on year atau tahunan)," kata dia mengakhiri. Dia memperkirakan secara tahunan tumbuh negatif dikisaran 1,5 persen sampai 2,5 persen. Sehingga pada tahun 2020, perekonomian nasional akan terkontraksi 2 persen sampai 3 persen.

"Sementara secara year on year masih akan negatif dikisaran 1,5 persen hingga 2,5 persen. Total tahun 2020, perekonomian akan negatif dikisaran 2 pesen sampai dengan 3 persen," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Sebut Tanda Pemulihan Ekonomi 2020 Mulai Terlihat

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa optimisme tanda-tanda pemulihan ekonomi tahun 2020 meningkat, meskipun kecepatan dan kekuatannya bervariasi. Hal itu ditandai dengan beberapa indikator yang menunjukkan perbaikan.

"Meskipun kondisi 2020 sangat dipengaruhi Covid-19, kita melihat ada tanda-tanda pemulihan di berbagai hal meskipun dari sisi kecepatan dan kekuatannya bervariasi," kata Sri Mulyani seperti ditulis Rabu (23/12/2020).

Dia menambahkan, optimisme dari pemulihan ekonomi akan semakin meningkat dengan perkembangan vaksin yang akan digratiskan mulai tahun 2021. Namun ini tidak bisa menggantikan pentingnya menjaga disiplin kesehatan karena untuk mencapai herd immunity masih akan dibutuhkan proses yang cukup panjang dari vaksin ini.

Oleh karena itu, semua orang harus tetap menjaga protokol kesehatan. Selain itu, pemerintah akan terus menyediakan dan memastikan efektivitas vaksin juga pengendalian kasus dan peningkatan jumlah Covid-19.

Dia melanjutkan, indikator ekonomi yang mulai menunjukkan pemulihan atau pembalikan didukung oleh beberapa hal seperti konsumsi listrik, inflasi yang mulai positif, indeks mobilitas masyarakat, belanja barang dan belanja bansos yang melonjak tinggi. Secara keseluruhan belanja pemerintah pusat tumbuh hampir 20 persen.

Pada sisi ekspor-impor, dia mengatakan perkembangan bulan ke bulannya (month to month) mulai positif. Bulan November ada beberapa indikator yang menggambarkan pemulihan ekonomi itu terjadi dan berlanjut. Kemudian Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur sudah mulai masuk zona positif, investasi atau PMTB kontraksinya mulai menurun.