Liputan6.com, Jakarta - Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta sekaligus Wakil Ketua Umum PHRI Pusat, Sutrisno Iwantono menyambut baik atas penunjukan Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif oleh Presiden Jokowi.
Dia berharap Sandi dapat membantu pembiayaan pelaku usaha hotel untuk memperoleh Sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability)
Baca Juga
"Saya kira terpilihnya pak sandiaga sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat menyambut baik. Saya harap pak Sandi dapat membantu penuh pengusaha hotel untuk memperoleh sertifikat CHSE, khususnya dalam hal biaya," ujar dia saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (26/12).
Advertisement
Sutrisno mengungkapkan, saat ini masih banyak pelaku usaha hotel yang belum mengantongi sertifikat CHSE. Dimana umumnya mereka terkendala faktor pembiayaan untuk memperoleh sertifikat CHSE.
"Karena dari mulai pelatihan protokol CHSE itu butuh dana, belum lagi kegiatan lainnya. Sehingga mohon dibantu sisi pembiayaannya karena memang banyak pelaku usaha hotel yang terkendala masalah pembiayaan saat ini," tukasnya.
Untuk itu, Sandiaga diminta untuk berperan aktif untuk membantu pelaku usaha hotel dalam memperoleh sertifikat CHSE. Diantaranya melalui bantuan pembiayaan dalam program sertifikasi CHSE.
"Jadi bantuan pembiayaan ini sangat penting. Apalagi karena kondisi saat ekonomi sulit seperti ini," tandasnya.
Sebelumnya, Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area III Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bulqis Chairina, mencatat saat ini baru ada 1.000 hotel dan restoran di berbagai destinasi wisata tanah air yang telah mengantongi sertifikat protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) per November 2020. Menyusul ketatnya tahap uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat tersebut.
"Informasi terakhir bulan ini yang kami dapatkan itu ada 5.000 peserta yang ikut berpartisipasi di kegiatan sosialisasi CHSE. Tetapi dengan adanya assesmen dan pengujian, itu ada 1.000 yang dinyatakan untuk lolos ya," terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk aktif mensosialisasikan protokol kesehatan CHSE bagi pelaku usaha industri hotel dan restoran di dalam negeri. Guna kembali menggeliatkan industri pariwisata dalam negeri yang mati suri.
"Kita menyadari ya pada saat pandemi ini khususnya (pariwisata) agak menurun ya. Tetapi pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata mencoba untuk sama-sama membantu industri pariwisata dengan sosialisasi protokol CHSE," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kabar Baik, Sertifikasi Protokol Kesehatan CHSE di Sektor Pariwisata Gratis
Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area III Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bulqis Chairina mengatakan, Program Sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability) bebas biaya alias gratis. Sebab, seluruh biaya atas sertifikasi protokol kesehatan anyar itu ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.
"Kebetulan untuk kegiatan CHSE untuk industri dan pelaku industri (pariwisata) itu digratiskan tidak ada biaya sama sekali. Pemerintah melaksanakan itu. Jadi, tidak ada sama sekali biaya," tutur Bulqis dalam acara "Perjalanan Wisata Pengenalan Kerjasama Dengan PT AirAsia Indonesia," di Bali, Minggu (15/11).
Bulqis mengatakan, saat ini diperlukan upaya nyata dari pelaku industri terkait pariwisata untuk mewujudkan pariwisata dalam negeri yang aman dari paparan virus Covid-19. Salah satunya dengan mengantongi sertifikat CHSE
Sehingga mobilitas warga untuk pelesiran diyakini akan kembali meningkat. Mengingat tujuan utama CHSE untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap keamanan pariwisata dalam negeri di masa kedaruratan kesehatan ini.
"Karena memang kita juga berusaha untuk sama-sama membantulah. Gimana (pariwisata) ini bisa kembali bangkit.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong seluruh pelaku industri di yang terkait dengan pariwisata untuk memanfaatkan program sertifikasi CHSE. Menyusul program tersebut jadi salah satu strategi pemerintah menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru.
"Kita harus menyadari, bahwa pandemi ini harus kita terima. Maka kita tetep menjaga protokol kesehatan itu saja (CHSE)," tutupnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.comÂ
Advertisement