Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan koperasi bisa mampu meningkatkan kontribusi terhadap PDB per tahun hingga 5,10 – 5,50 persen pada 2024. Hal tersebut tertuang dalam Dalam Outlook Transformasi Koperasi di 2021.
Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi mengatakan, pihaknya mendukung terbentuknya 100 koperasi baru yang modern dan berbasis digital per tahun. Diharapkan pada 2024 akan menjadi 400 unit sesuai dengan amanat RPJMN 2019-2024.
Baca Juga
“Koperasi harus menjadi bagian dalam sirkuit ekonomi, dengan model Inclusive closed loop melalui kemitraan yang melibatkan UMKM, koperasi, perbankan, dan offtaker yang terhubung dengan rantai pasok bisnis,” Kata Ahmad Zabadi, Rabu (30/12/2020).
Advertisement
Menurutnya tantangan yang dihadapi sektor koperasi adalah bagaimana agar koperasi kedepan dapat masuk kedalam bagian rantai pasok yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, dengan melibatkan kemitraan dalam rantai pasok, profesional, dan koefisien tumbuh tinggi khususnya pada sektor riil yang memiliki daya ungkit tinggi.
Selain itu KemenKopUKM juga mendorong transformasi koperasi menjadi semakin modern dari kondisinya saat ini yang cenderung masih berjumlah banyak tapi skalanya kecil, berdiri sendiri, dan nilai tambahnya kecil.
“Untuk mencapai itu ada enam strategi yang akan kita kembangkan ke depan,” kata Zabadi.
Strategi pertama dengan mengenalkan model koperasi multipihak sebagai pilihan bagi masyarakat yang ingin berhimpun dalam wadah koperasi untuk mengagregasi kepentingan berdasarkan manfaat yang adil dan wajar bagi setiap kelompok.
Kedua pengembangan koperasi fokus pada koperasi di sektor riil yang memiliki koefisien atau daya ungkit tinggi, utamanya di sektor komoditas unggulan seperti pertanian, perikanan, perkebunan dan pariwisata.
Kemitraan
Ketiga, mengembangkan bisnis dengan skema kemitraan saling menguntungkan dari hulu-hilir sehingga keberlangsungan produksi terjaga dan usaha koperasi bersama anggotanya (petani, peternak, nelayan dan lainnya) sejahtera dengan sistem inclusive close loop (rantai pasok terintegrasi).
“Keempat, memperluas akses pembiayaan antara lain melalui sindikasi pembiayaan antar koperasi yang sebenarnya memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan,” ujarnya.
Namun selama ini belum terimplementasikan dengan baik, pembiayaan melalui lembaga keuangan, optimalisasi KUR, serta pemanfaatan dana bergulir LPDB yang saat ini 100 persen ditujukan untuk pembiayaan koperasi.
Sementara strategi kelima adalah melalui amalgamasi/penggabungan baik vertikal sesama koperasi maupun horizontal melalui penggabungan unit usaha koperasi untuk memperkuat posisi lembaga dan usaha koperasi.
Demikian Strategi keenam, adalah digitalisasi dalam pelayanan dan usaha koperasi yang menjadi suatu keharusan untuk dilakukan dalam menghadapi era digital.
“Dengan beberapa strategi tersebut diharapkan peran koperasi akan semakin besar dalam memberikan kontribusi PDB dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Advertisement