Sukses

Jumlah Penumpang Pesawat di Libur Natal dan Tahun Baru Tembus 2 Juta Orang

Jika dibandingkan dengan libur Natal dan Tahun Baru sebelumnya, terjadi penurunan jumlah penumpang pada masa puncak.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus memantau pergerakan arus kendaraan maupun penumpang pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2021, terutama pada puncak arus balik libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang diprediksi terjadi pada Minggu (3/1/2021).

Berdasarkan data sementara yang dihimpun dari Sistem Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (Siasati) Kementerian Perhubungan selama masa pemantauan, jumlah pergerakan penumpang mulai 18 Desember 2020 (H-7) hingga 3 Januari 2021 (H+9) mengalami penurunan.

"Untuk angkutan jalan (bus) jumlah pergerakan penumpang dari 48 terminal yang dipantau hingga hari ini mencapai 734.100 orang. Puncak arus keberangkatan penumpang angkutan jalan terjadi pada 27 Desember 2020 (H+2) dengan jumlah penumpang mencapai 57.271 orang," ujar Juru Bicara Menteri Perhubungan Adita Irawati dalam keterangannya, Senin (4/1/2021).

Untuk angkutan penyeberangan, jumlah pergerakan penumpang dari 22 pelabuhan penyeberangan yang dipantau hingga hari ini mencapai 1.466.378 orang. Puncak arus keberangkatan penumpang terjadi pada 23 Desember 2020 (H-2) dengan jumlah penumpang mencapai 121.865 orang.

Lalu untuk angkutan udara, jumlah pergerakan keberangkatan penumpang dari 50 Bandara yang dipantau hingga hari ini mencapai 2.053.848 orang. Puncak arus keberangkatan penumpang terjadi pada 30 Desember 2020 (H+5) dengan jumlah penumpang mencapai 219.462 orang.

Sementara untuk angkutan laut, jumlah pergerakan keberangkatan penumpang dari 51 Pelabuhan yang dipantau hingga hari ini mencapai 453.782 orang. Puncak arus keberangkatan penumpang terjadi pada 22 Desember 2020 (H-3) dengan jumlah penumpang mencapai 36.277 orang.

Terakhir, untuk angkutan kereta api, jumlah pergerakan keberangkatan penumpang Ekonomi, Bisnis, dan Eksekutif dari 13 Daerah Operasi (Daop) Kereta Api yang dipantau hingga hari ini mencapai 480.847 orang. Puncak arus penumpang terjadi pada 23 Desember 2020 (H-2) dengan jumlah penumpang mencapai 41.357 orang.

Jika dibandingkan dengan libur Nataru tahun sebelumnya, terjadi penurunan jumlah penumpang pada masa puncak.

Pada 2019, untuk angkutan jalan, puncak arus penumpang mencapai 139.160 orang, untuk angkutan penyeberangan mencapai 200.252 orang, untuk angkutan udara mencapai 230.933 orang, angkutan laut mencapai 78.226 orang, dan angkutan kereta api mencapai 194.990 orang.

“Walaupun terjadi penurunan, kami tetap melakukan pemantauan dan pengawasan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang dan memastikan penerapan 3M ditrapkan dengan baik, mulai dari keberangkatan, dalam perjalanan, dan sampai di kedatangan, untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus penularan Covid-19 usai masa libur," tutur Adita.

Adita menjelaskan, fokus dari Pemerintah adalah untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 di transportasi umum. Oleh karena itu, berbagai kebijakan pemerintah telah dikeluarkan untuk memperketat pengaturan perjalanan orang di semua moda angkutan merujuk pada Surat Edaran yang dikeluarkan Satgas Penanganan Covid-19.

Kemenhub juga terus mengingatkan kepada masyarakat yang bepergian agar tetap selalu menerapkan protokol kesehatan mulai dari keberangkatan, selama perjalanan, dan saat tiba di tujuan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Akibat Covid-19, Pelancong Lewat Bandara Soetta Anjlok 80 Persen

Pandemi Covid-19 ternyata sangat mempengaruhi kunjungan wisatawan ataupun perjalanan bisnis ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno Hatta mencatat, penurunan mencapai 80 persen lebih.

Merebaknya virus Covid-19 yang terjadi tidak hanya di Indonesia namun di berbagai negara juga, turut mempengaruhi kebijakan perlintasan orang keluar dan atau masuk wilayah Indonesia.

"Sepanjang periode Januari hingga Desember 2020, tercatat sebanyak 1.365.916 warga melintas masuk wilayah Indonesia melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Soekarno-Hatta," tutur Romi Yudianto Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta, Kamis (31/12/2020).

Jumlah tersebut terdiri dari 946.947 warga negara Indonesia dan 418.969 warga negara asing. Jika dibandingkan dengan tahun 2019, terjadi penurunan kedatangan pelintas yang masuk ke wilayah Indonesia melalui TPI Soekarno-Hatta sebesar 82 persen.

Kemudian, beralih pada data keberangkatan, terdapat penurunan sebesar 83 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019, yakni sebanyak 1.313.627 pelintas berangkat keluar wilayah Indonesia melalui TPI Soekarno-Hatta. Jumlah ini terdiri dari 791.781 warga negara Indonesia dan 521.846 warga negara asing.

“Virus Covid-19 berpengaruh pada kebijakan perlintasan orang yang masuk maupun keluar wilayah Indonesia, sehingga terjadi penurunan perlintasan arus masuk dan keluar lewat Immigration check point Soetta di tahun ini”, ungkap Romi.

Imigrasi Soekarno Hatta memberi peringkat WNA yang sering melintas masuk dari Bandara Soekarno Hatta. Nomor urut pertama diduduki oleh WN Cina, disusul 4 negara Asia lainnya. Seperti Jepang, Malaysia, Singapura dan Korea Selatan.

Meskipun merebaknya virus Covid-19 masih terus terjadi di dalam negeri, namun pelayanan Keimigrasian tetap berjalan dengan mengedepankan protokol kesehatan sesuai dengan panduan pemerintah.

"Dalam hal pelayanan penerbitan dokumen perjalanan, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta telah menerbitkan 18.065 paspor sepanjang tahun 2020," tutur Romi. (Pramita Trisriawati) 

3 dari 4 halaman

Indonesia Tutup Pintu Masuk untuk WNA, DPR Minta Imigrasi Bekerja Cepat

DPR memberikan dukungan terhadap sikap pemerintah yang menutup pintu masuk bagi Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia mulai 1-14 Januari 2021, untuk mencegah masuknya varian baru virus Covid-19.

Karena itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta agar pihak imigrasi bekerja cepat untuk menselaraskan kebijakan pembatasan WNA ini.

"Tentunya, seiring dengan aturan ini jajaran imigrasi juga perlu bersiap dengan segala aturannya," kata Sahroni, Selasa (29/12/2020).

Dia menyebut, imigrasi sebagai garda terdepan dalam menjaga pintu masuk harus bisa menyesuaikan kebijakan tersebut secara efekti dan efisien.

"Segera dibuat aturan teknis dan segalanya yang dibutuhkan agar aturannya bisa berlaku dengan baik dan tidak menciptakan kebingungan baru," jelas Sahroni.

Politisi NasDem ini menuturkan, selain harus bertindak cepat untuk menyamai kebijakan pembatasan WNA sementara itu, imigrasi juga harus dibekali dengan berbagai dukungan dan perlindungan yang memadai untuk menjalankan tugasnya agar tak terpapar virus.

"Penting sekali juga agar imigrasi ini mendapat seluruh dukungan yang dibutuhkan, supaya mereka juga terlindungi dari virus, sekaligus dapat menjalankan tugasnya dengan tenang dan nyaman," kata dia. 

4 dari 4 halaman

Infografis 8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19