Sukses

Sri Mulyani: Saya Diomelin Seluruh Rakyat Indonesia karena Ngutang

Sri Mulyami mengibaratkan mengelola keuangan negara di saat pandemi Covid-19 ini seperti sebuah rumah tangga.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi Corona Covid-19 memberikan tekanan ke seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah pun mengalami hal yang sama. 

Dalam keadaan seperti, masyarakat harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan hidup. Pemerintah pun juga melakukan hal yang sama. Memutar otak untuk mencegah masyarakat masuk ke jurang kemiskinan

Bendahara Negara itu pun mengibaratkan mengelola keuangan negara di saat pandemi Covid-19 ini seperti sebuah rumah tangga. Menurut dia, seorang ibu rumah tangga harus pintar memahami situasi dan cepat mengambil keputusan secara tepat dalam kondisi apa pun.

“Kayak kita di rumah saja, tiba-tiba ada anggota keluarga kita yang sakit, mungkin tabrakan, mungkin kena demam berdarah dan harus masuk rumah sakit, atau bapaknya kena PHK sekaligus,” kata Sri Mulyani dalam webinar Kaukus Perempuan Parlemen RI, Senin (4/1/2021).

Untuk itu, ibu rumah tangga harus mampu mendanai seluruh keluarganya agar setiap anggota keluarga mampu menjalankan kehidupan.

“Dan si ibu harus berputar pikirannya untuk gimana mendanai seluruh keluarganya yang sakit, yang masih harus kerja, dan yang harus bisa tetap setiap hari makan,” lanjutnya.

Dia pun mengibaratkan kondisi serupa dengan yang dialami pemerintah saat ini. Pemerintah terus mencari pendanaan agar belanja negara tetap berjalan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi.

“Ibu itu perlu ngutang, jadi saya ngutang. Dan saya diomelin seluruh rakyat Indonesia ngutang untuk ini,” kata Sri Mulyani.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Utang Pemerintah

Seperti diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang pemerintah mencapai Rp5.910,64 triliun hingga akhir November 2020. Posisi utang ini setara dengan 38,13 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Dikutip dari Buku APBN Kita edisi Desember 2020, utang pemerintah ini masih didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 86,0 persen dan pinjaman sebesar 16,1 persen.

Secara rinci, utang dari SBN tercatat Rp5.085,04 triliun yang terdiri dari SBN domestik Rp3.891,92 triliun dan valas Rp1.193,12 triliun.

Sedangkan utang melalui pinjaman tercatat Rp825,59 triliun. Pinjaman ini terdiri dari pinjaman dalam negeri Rp11,55 triliun dan pinjaman luar negeri Rp814,05 triliun.

Adapun utang dari pinjaman luar negeri ini terdiri dari pinjaman bilateral Rp311,31 triliun, pinjaman multilateral Rp460,32 triliun dan pinjaman dari commercial banks Rp42,42 triliun.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com