Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Jack Ma menghilang dari hadapan publik selama dua bulan terakhir. bahkan ia juga absen dari juri di episode terakhir acara TV untuk wirausahawan, Africa's Business Heroes.
Hilangnya Jack Ma ini memicu spekulasi di media sosial di tengah larangan pemerintah China pada pengembangan kerajaan bisnisnya.
Dikutip dari CNBC, Selasa (5/1/2021), miliarder Jack Ma tidak muncul di depan umum sejak mengkritik sistem regulasi China di sebuah forum di Shanghai pada akhir Oktober 2020.
Advertisement
Pernyataan Ma tersebut membuat hubungannya semakin sengit dengan para pejabat Tiongkok. Hal ini mengakibatkan IPO perusahaan fintech miliknya, Ant Group, senilai USD 37 miliar harus ditangguhkan.
Mengenai ketidakhadiran Ma di acara TV, seorang juru bicara Alibaba mengatakan bahwa perubahan itu karena ada masalah pada jadwal. Namun, ia menolak berkomentar lebih lanjut.
Tekanan Pemerintah Tiongkok
Regulator telah memusatkan perhatian pada bisnis Ma sejak pidatonya pada Oktober lalu. Salah satunya dengan menggelar penyelidikan antitrust ke perusahaan miliknya, Alibaba.
Selain itu, juga memerintahkan Ant untuk mengubah pinjaman dan bisnis keuangan konsumen lain termasuk membentuk perusahan induk terpisah untuk memenuhi kecukupan modal (capital requirement).
"Saya pikir dia telah disuruh untuk diam. Ini adalah situasi yang cukup unik, lebih berkaitan dengan Ant dan kepekaan terhadap regulasi keuangan," kata chairman perusahaan konsultan teknologi asal Beijing, BDA China, Duncan Clark.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Jack Ma Menghilang, Saham Alibaba Anjlok
Menjadi sosok yang banyak dicari saat ini, Jack Ma menarik perhatian setelah trending topic di Twitter Indonesia. Hal ini tak terlepas dari pertanyaan publik terkait keberadaan miliarder asal Cina tersebut. Jack Ma menghilang menekan saham Alibaba.
Cukup lama menghilang dari publik, Jack Ma tak terlihat setelah dirinya melontarkan kritik pada Pemerintah Cina yang dipimpin Presiden Xi Jin Ping. Sejalan dengan itu, saham Alibaba anjlok.
Tercatat pada pekan lalu, saham perusahaan ini anjlok hingga 8 persen. Tak hanya induk perusahaan, beberapa anak usaha Alibaba juga mengalami penurunan saham hingga 5,68 persen pada Senin, 4 Januari 2021.
Mengutip CNBC, Selasa, (5/1/2021), saham Alibaba di bursa saham Hong Kong turun 2,15 persen pada Senin, 4 Januari 2021.
"Saya pikir dia (Jack Ma-red) telah disuruh untuk diam. Ini adalah situasi yang cukup unik, lebih terkait dengan skala Ant dan kepekaan terhadap regulasi keuangan," ujar Chairman Konsultan Teknologi BDA China, Duncan Clark.
Menjadi investor terbesar Alibaba, SoftBank harus rela mengalami kerugian. Diketahui saham investasi yang dimiliki mencapai 24,9 persen atau sekitar USD 143 miliar (Rp1,987 triliun).
Advertisement