Sukses

Pebisnis China yang juga Hilang Seperti Miliarder Jack Ma

Miliarder pendiri Alibaba Jack Ma bukan satu-satunya pebisnis China yang menghilang dari hadapan publik.

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder pendiri Alibaba Jack Ma bukan satu-satunya pebisnis China yang menghilang dari hadapan publik selama beberapa bulan terakhir. Jack Ma sendiri selama dua bulan terakhir tampak absen dari depan umum.

Jack Ma sebelumnya mengkritik regulator keuangan global pada sebuah konferensi di Shanghai pada akhir Oktober lalu, dengan menyebut mereka sebagai "klub orang tua" yang tidak cocok mengawasi inovasi teknologi China.

Menurut laporan Reuters, Chairman perusahaan asal China BDA China, Duncan Clark, berspekulasi Ma bisa saja disuruh "bersembunyi" karena sejumlah aturan baru.

Dikutip dari Business Insider pada Selasa (5/1/2020), sementara Jack Ma mungkin berusaha menjauhi mata publik, ketidakhadirannya mengingatkan pada beberapa pengusaha lain China yang menghilang setelah berdebat dengan regulator negara tersebut.

Mengutip laporan The New York Times, mantan taipan real estat, Ren Zhiqiang, menghilang dari radar pada Maret 2020 setelah menuding Partai Komunitas telah salah menangani pandemi Covid-19.

Beijing kemudian dilaporkan menghukum pria berusia 69 tahun itu 18 tahun kurungan penjara.

Seorang manajer aset, Xiao Jianhua, telah diculik dari sebuah hotel di Hong Kong pada Januari 2017. The Times menyebut, Xiao menjadi tahanan China, dan negara tersebut menyita sebagian besar perusahaannya, Tomorrow Group.

Menurut laporan The Guardian, pemerintah China menuduh Xiao dan taipan lainnya mengambil calon investor dari pasar saham negara tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kasus Lain

Negeri Tirai Bambu itu juga dilaporkan telah menangkap kritikus lain karena tanggapan mereka mengenai pandemi. Mereka termasuk profesor hukum Zu Zhangrun, dan pengacara hak asasi manusia Zhang Xuezhong.

Mantan pimpinan Interpol, Meng Hongwei, menghilang pada September 2018 dalam perjalanan ke Tiongkok dari Prancis. Menurut laporan BBC, China pada Januari lalu menghukumnya 13,5 tahun penjara atas tuduhan penyuapan.

Istri Meng mengatakan kepada The Guardian pada 2018, bahwa ia yakin suaminya tidak bersalah dan penahanannya bermotif politik. "Ini bukan keadilan. Saya pilih kampanye anti korupsi di China telah dirusak. Ini telah menjadi cara menyerang orang-orang yang menjadi musuhnya," kata istri Meng.