Sukses

Terkuak, Jack Ma Ternyata Tak Menghilang

Laporan baru mengenai keberadaan pendiri Alibaba Group, Jack Ma, muncul. Ia tidak menghilang seperti yang sebelumnya diisukan.

Liputan6.com, Jakarta - Laporan baru mengenai keberadaan pendiri Alibaba Group, Jack Ma, muncul. Ia tidak menghilang seperti yang sebelumnya diisukan.

Dikutip dari Business Insider, Rabu (6/1/2020), informasi ini berasal dari jurnalis CNBC, David Faber. Menurut sumbernya, Jack Ma memang sengaja tidak muncul di hadapan publik.

"Dia sengaja tidak terlihat. Anda bisa memperkirakan itu terjadi untuk beberapa waktu," kata Faber.

Sumber mengatakan, Ma hanya tidak ingin mencolok di tengah tindakan keras Partai Komunis terhadap Alibaba dan Ant Group. Yahoo Finance pada akhir pekan lalu melaporkan Ma tidak terlihat di depan umum dalam dua bulan terakhir.

"Dia mungkin tidak muncul, tapi dia tidak hilang. Dia belum ditangkap, belum dibawa, ini bukan seperti situasi Chairman Wu," ungkap Faber yang merujuk pada Chairman Anbang Insurance, yang dijatuhi hukuman 18 tahun penjara pada 2018.

Faber mengatakan, Ma kemungkinan berada di Hangzhou yang merupakan wilayah kantor pusat Alibaba. Ma mundur dari operasional perusahaan itu pada 2019.

Ant Group sebelumnya bersiap untuk IPO pada 5 November 2020. Namun, Jack Ma pada 24 Oktober secara terbuka menolak sistem keuangan China. Pernyataannya itu disebut membuat Presiden China, Xi Jinping, secara pribadi menginstruksikan regulator menyelidiki risiko keuangan Ant.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kritikan Jack Ma

Ma di konfrensi Bund Summit di Shanghai pada 24 Oktober 2020, secara terang-terangan mengkritik regulator Tiongkok. Ia mengatakan, peraturan keuangan lama negara itu menghambat inovasi teknologi.

"China tidak memiliki masalah risiko keuangan sistemik. Keuangan China pada dasarnya tidak ada risiko, sebaliknya, risiko berasal dari tidak adanya sistem," kata Jack Ma.

"Inovasi yang baik tidak takut regulasi, tapi takut regulasi ketinggalan zaman. Kita seharusnya tidak menggunakan cara mengelola stasiun kereta untuk mengatur bandara," jelas pria berusia 56 tahun tersebut.

Ia juga mengkritik perbankan China dengan mengatakan mereka telah beroperasi dengan mentalitas pegadaian.

Pernyataan Ma dinilai sangat berani mengingat ia berbicara di depan Wakil Presiden China, Wang Qishan, yang selama bertahun-tahun menjadi pusat administrasi keuangan China.

Kritik Ma juga ditujukan kepada Wakil Perdana Menteri, Liu He, yang mengawasi kebijakan makroekonomi. Semua pernyataan Ma disebut tentu dilaporkan ke pimpinannya.