Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan rintisan atau startup di Tanah Air gencar dikabarkan sedang mempersiapkan rencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau menjalankan aksi initial public offering (IPO). Bukalapak yang sudah berada di bisnis digital selama 11 tahun pun tidak menutup kemungkinan akan melakukan IPO.
Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin.
Baca Juga
"IPO merupakan salah satu opsi untuk bisa mendapatkan pendanaan secara umum, dan biasanya perusahaan-perusahaan teknologi di masa tertentu juga ingin IPO. Bagi kami opsi itu terbuka, dan kami selalu menyiapkan infrastrukturnya," ungkap Rachmat dalam acara Temu Virtual Editor: Berkembang Bersama Bukalapak di 2021 pada Rabu (6/1/2020).
Advertisement
Kendati demikian, Rachmat enggan menargetkan waktu bagi Bukalapak untuk IPO. Sampai waktu itu tiba, katanya, Bukalapak akan terus melakukan persiapan.
"Kami saat ini juga sudah mendapatkan investor kelas dunia, jadi kami akan memperkuat tata kelola, dan mempersiapkan berbagai hal," tuturnya.
Bisnis Bukalapak sendiri terus mengalami pertumbuhan. Layanan e-commerce itu sejak 2018 hingga 2020 diklaim telah tumbuh 200 persen. Pertumbuhan EBITDA sejak November 2018 hingga November 2020 sebesar 80 persen.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Startup Lain
Selain Bukalapak, startup lain yang dilaporkan tertarik untuk melakukan IPO adalah Gojek dan Tokopedia. Bahkan hasil penggabungan kedua perusahaan dilaporkan akan melakukan IPO di pasar Amerika Serikat dan Indonesia.
Menurut sumber Bloomberg, kedua perusahaan telah menandatangani lembar persyaratan terperinci untuk melakukan uji tuntas bisnis masing-masing (due diligence). Keduanya melihat potensi sinergi dan ingin menyelesaikan kesepakatan secepat mungkin dalam beberapa bulan mendatang.
Rencana kedua perusahaan mencatatkan saham di AS dinilai akan memberikan alternatif kepada investor global.
Advertisement