Sukses

Bukalapak Targetkan Pertumbuhan Bisnis hingga 50 Persen di 2021

Bukalapak memperkuat operasional dan bisnisnya dalam tiga aspek yang menjadi fokus perusahaan pada 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak menargetkan pertumbuhan bisnis di 2021 berkisar antara 40 hingga 50 persen. Angka pertumbuhannya seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

"Untuk proyeksi kenaikan, kita ikut ekonomi digital di Indonesia 40 hingga 50 persen. Kita juga sekitar segitu," kata CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin, pada Rabu (6/1/2020).

Secara umum, kata Rachmat, fokus bisnis perusahaan pada tahun ini adalah untuk terus tumbuh. Dalam hal ini termasuk jumlah transaksi, jumlah merchant, dan juga pelapak dan mitra baru.

"Kita akan fokus mendapatkan lebih banyak merchant, dan fokus memberikan yang terbaik untuk pelapak kita dengan fee paling murah. Untuk mitra, kami juga ingin produk virtual lebih ditambah, karena semakin banyak layanan maka akan semakin baik tidak hanya untuk masyarakat, tapi pedagang juga semakin tambah cuan," jelasnya.

Bisnis Bukalapak pada tahun lalu pun mengalami pertumbuhan di tengah pandemi Covid-19. Perusahaan mencatat peningkatan EBITDA sebesar 80 persen, serta empat juta pelapak dan mitra baru pada 2020.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tiga Aspek Fokus

Bukalapak pun memperkuat operasional dan bisnisnya dalam tiga aspek yang menjadi fokus perusahaan pada 2020, yaitu talenta atau Sumber Daya Manusia (SDM), pertumbuhan, dan modal.

Mengenai pertumbuhan, Bukalapak mencatat peningkatan lebih dari 130 persen pada nilai transaksi selama 2020 dibandingkan satu tahun sebelumnya. Hal ini didukung pengembangan fitur dan layanan, baik pada platform marketplace maupun O2O (online to offline).

"Untuk tahun ini, kami akan menambah ekspansi pelapak di platform kami, dan mendukung lebih banyak usahawan dan inklusi digital," tutur Rachmat.

Total saat ini ada 13,5 juta UMKM yang bergabung di ekosistem Bukalapak. Mitra Bukalapak juga melakukan perluasan penyediaan produk grosir ke 28 provinsi di Indonesia, melalui kerjasama dengan lebih dari 300 distributor lokal. Jumlahnya meningkat lebih dari 15 kali lipat sejak awal 2020.