Sukses

Meski Lewat Virtual, Transaksi Lelang di 2020 Bisa Lampaui Target

Sebelumnya DJKN memprediksi transaksi lelang di masa pandemi covid-19 2020 sekitar Rp 25 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) mencatat kinerja lelang pada tahun 2020 cukup baik meskipun di tengah pandemi covid-19, yakni transaksi lelang periode Januari-Desember 2020 mencapai Rp 26,1 triliun.

“Untuk lelang di tahun 2020 terkait hasilnya agak surprise karena realisasi lelang itu cukup bagus diluar prediksi kami, sampai akhir tahun 2020 ini lelang bisa bertransaksi Rp 26,1 triliun dan ini luar biasa menurut saya,” kata Direktur Lelang, Joko Prihanto dalam Bincang DJKN secara virtual, Jumat (8/1/2021).

Joko mengatakan sebelumnya DJKN memprediksi transaksi lelang di masa pandemi covid-19 2020 sekitar Rp 25 triliun, namun ternyata prediksi tersebut meleset sedikit melainkan jumlahnya di atas Rp 25 triliun yakni capaiannya sebesar Rp 26,1 triliun.

“Bisa kami sampaikan bahwa untuk lelang di masa pandemi covid-19 ini, seperti dulu pernah kami sampaikan pada Juni 2020 realisasinya baru Rp 3 triliun waktu itu kan pandemi sedang pertama-pertamanya kena covid-19 memang lelang waktu itu betul-betul tidak ada aktivitas,” ujarnya.

Padahal kata Joko sebenarnya prinsip lelang itu berkumpul atau mengundang orang dikumpulkan sehingga terjadi jual beli dengan penawaran yang ada. Namun begitu pandemi covid-19, kegiatan berkumpul itu tidak boleh.

Oleh karena itu hingga Juni 2020 transaksi lelang baru mencapai Rp 3 triliun. Namun seiring berjalannya waktu dan adanya adaptasi kebiasaan baru, kegiatan lelang dilakukan secara virtual dan berjalan dengan baik.

Adapun Joko menjelaskan dari capaian lelang tahun 2020 yang mencapai Rp 26,1 triliun itu, terdapat peran dari lelang private selain lelang publik.

Karena lelang itu ada dua sisi, yakni lelang itu ada tujuan beli dan prakteknya dijembatani oleh pejabat lelang, dan peran lelang itu ada sisi publiknya dan privatenya, jelas Joko.

“Kami sampaikan lelang itu mencapai Rp 26,1 triliun, nah berapa sih peran kontribusi lelang dari sisi private? Dari 26,1 triliun itu kontribusi dari pejabat lelang kelas II itu sebesar Rp 13,4 triliun, nah Rp 13,4 triliun ini kalau kita lihat tren dari 2016-2020 luar biasa kegiatan pejabat lelang kelas II lelang swasta ini,” katanya.

Perlu diketahui bahwa di samping ada pejabat lelang swasta ada juga balai lelang sebagai jasa pra lelang, dan kontribusi jasa pra lelang itu di dalam lelang swasta juga  besar yakni Rp 11,4 triliun. Jadi transaksi di lelang dari swasta yang sebesar Rp 13,4 triliun kontribusi yang dilakukan balai lelang itu sebesar Rp 11,4 triliun.

“Ini sinergi yang luar biasa dari lelang swasta yang dikelola oleh pejabat lelang kelas II yang berkolaborasi dengan balai lelang. Itulah performance lelang di tahun 2020,” pungkasnya.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Lelang Jadi Instrumen Penting untuk Pertumbuhan Ekonomi

Direktur Lelang DJKN Kemenkeu, Joko Prihanto menyebut lelang akan menjadi salah satu instrumen pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Apalagi potensi lelang di sektor swasta sangat besar.

"Dari sisi peran ekonomi di Indonesia secara nasional ya sudah pasti lelang sebenarnya jadi insturmen penting untuk ekonomi nasional," kata dia dalam bincang DJKN, Jumat (8/1).

Berdasarkan catatan DJKN, sepanjang 2020 realisasi lelang mencapai Rp26,19 triliun sepanjang 2020. Adapun realisasi tersebut terdiri dari pokok lelang swasta yakni pejabat lelang kelas II mencapai Rp13,48 triliun dan melalui balai lelang mencapai Rp12,80 triliun.

"Kita bicara lagi tentang lelang swasta. Kalau hasil lelang pejabat kelas II di tahun 2020 itu mencapai Rp13,4 triliun maka kalau kita lihat lelang menjadi satu instrumen pertumbuhan ekonomi dan ke depan," jelas dia.

Di samping peran dari segi ekonomi nasional, perlu disampaikan juga dalam lelang, pejabat kelas II mendapatkan spesialis khusus. Misalnya kendaraan roda empat dan roda dua.

"Kendaraan roda empat menguasai output lelang swasta 2020. Di tahun 2020 bulan April Mei pasar kendaraan sangat jatuh, tapi begitu Juni, mulai bangkit maka dapat Rp 10 triliun," imbuh dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com